Tribun Smart
Bersaing Tak Memutus Pertemanan
Mariatul Qibthiyah yang memiliki ketertarikan dalam kegiatan kepemudaan terpilih sebagai Diyang Tanjung 2025.
Penulis: Salmah | Editor: R Hari Tri Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tabalong program studi Administrasi Bisnis ini tak hanya berkutat dengan buku perkuliahan, tapi juga mengikuti berbagai kegiatan untuk pengembangan diri.
Di kampus ia menjabat Bendahara Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) periode 2024-2025. Selain itu sebagai Manager Training as Development YIC Indonesia 2025.
Mariatul Qibthiyah juga punya kemampuan di bidang public speaking sehingga dalam tiga tahun terakhir ia sering didaulat menjadi MC, narasumber, maupun pemateri.
Terkini, Mariatul yang memiliki ketertarikan dalam kegiatan kepemudaan terpilih sebagai Diyang Tanjung 2025.
Sebelumnya, ia mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka 4 ke Universitas Padjadjaran tahun 2024 dan meraih Top 3 Putri Pertukaran Pemuda Antar Provinsi Kalimantan Selatan 2025.
Soal Diyang Tanjung, proses yang ia jalani untuk meraih gelar ini tidaklah mudah. Dimulai dengan technical meeting lalu dilanjutkan dengan wawancara di hari berikutnya.
"Kebetulan, masa seleksi ini bertepatan dengan jadwal Ujian Akhir Semester di kampus, namun saya sangat bersyukur karena pihak kampus memberikan kemudahan dan izin selama proses seleksi berlangsung," ungkapnya.
Selama mengikuti setiap tahapan, ia belajar banyak hal dan berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin, tidak hanya dari segi pengetahuan umum tetapi juga dari wawasan yang lebih luas.
Setelah melewati berbagai tahap seleksi dan eliminasi selama kurang lebih satu bulan, akhirnya ia berhasil melangkah ke Grand Final dan terpilih sebagai Diyang Tanjung dalam ajang Pemilihan Utuh Diyang Tanjung 2025.
Diyang Tanjung adalah representasi dari anak muda yang terlibat aktif dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut.
"Saya ingin membawa diri berperan untuk masyarakat dengan kedekatan dan interaksi secara langsung. Bahwa adanya saya disini juga tidak jauh dari dukungan mereka, dan saya di sini akan memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Baik secara langsung maupun lewat media sosial," tukasnya.
Strategi Mariatul dalam mengenalkan budaya dan potensi Tabalong dimulai dari diri sendiri. Ia ingin menjadi representasi karakter masyarakat Tabalong yang dikenal ramah, santun, dan menjunjung tinggi adab.
"Pendekatan untuk mengenalkan budaya dan potensi daerah ini dilakukan dengan dua cara. Secara langsung, saya berinteraksi dengan generasi muda di sekitar Tabalong. Sedangkan untuk jangkauan yang lebih luas, saya memanfaatkan publikasi melalui konten dan media digital," jelasnya.
Tantangan terbesar yang ia hadapi adalah keraguan akan kemampuan diri sendiri. Melihat banyak peserta lain yang memiliki bobot intelektual dan persiapan jauh lebih matang membuat saya sempat merasa rendah diri.
"Namun, saya mencoba menganggap perasaan ini sebagai motivasi untuk terus belajar. Dengan meyakinkan diri dan didukung oleh teman saya, Rizki dan Kevin), kami berjuang bersama dan akhirnya berhasil. Alhamdulillah, kami bertiga terpilih menjadi finalis Utuh Diyang Tanjung 2025," tuturnya.
Selain penampilan, kecerdasan dan kepribadian adalah kualitas yang sangat penting. Menurutnya, kualitas terpenting seorang Diyang adalah adab dan sopan santun, karena hal tersebut merupakan fondasi dari budaya Banjar yang kita miliki.
Peran sebagai Diyang sangat bersinergi dengan aktivitas Mariatul di bidang pendidikan, pelatihan, dan organisasi lainnya.
Setiap kegiatan tersebut saling melengkapi satu sama lain dan memberikan nilai tambah. Misalnya, pengalaman dan wawasan yang ia dapatkan dari organisasi yang ia ikuti dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas diri sebagai Diyang.
Sebaliknya, posisi sebagai Diyang memungkinkannya memiliki jaringan yang lebih luas untuk menyebarkan ilmu dan kebaikan yang ia dapatkan dari bidang-bidang tersebut kepada masyarakat. Dengan demikian, semua aktivitas ini saling mendukung untuk terus menginspirasi dan membagikan hal positif kepada masyarakat.
"Momen paling berkesan selama masa seleksi adalah ketika kami, para peserta, yang seharusnya 'saingan', justru membangun hubungan yang erat. Meskipun ajang ini bersifat kompetisi, kami tidak saling bermusuhan. Kami sangat menikmati kebersamaan, berkompetisi, dan berinteraksi dengan baik," seloroh Mariatul.
Ada banyak momen di mana mereka saling belajar, menyemangati, dan memahami satu sama lain, sebuah pengalaman yang jarang ditemukan dalam proses seleksi.
"Kami memiliki semboyan Rakat Salawasan yang berarti selalu dekat selamanya, meskipun terpisah jarak dan kesibukan. Hingga saat ini, kami masih menjalin komunikasi yang baik," tandasnya. (Salmah saurin)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/Mariatul-Qibthiyah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.