Breaking News

Berita Kotabaru

Penampilan tak Biasa Nelayan Tua Saat Tradisi Mappanre Tasi Teluk Tamiang 2025 di Tanahbumbu

Penampilan tak biasa nelayan tua saat Tradisi Mappanre Tasi Teluk Tamiang 2025 di Tanahbumbu, Provinsi Kalimatan Selatan (Kalsel).

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Edi Nugroho
humas polres kotabaru
MAPPANRE TASI- Iring-iringan Mappanre Tasi 2025 yang berlangsung di pesisir Desa Teluk Tamiyang, Kabupaten Kotabaru. Penampilan tak Biasa Nelayan Tua Saat Tradisi Mappanre Tasi Teluk Tamiang 2025 di Tanahbumbu 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Penampilan tak biasa nelayan tua saat Tradisi Mappanre Tasi Teluk Tamiang 2025 di Tanahbumbu, Provinsi Kalimatan Selatan (Kalsel).

Di antara kerumunan, tampak para nelayan tua yang datang dengan pakaian adat, membawa harapan agar laut tetap memberi keselamatan dalam setiap pelayaran. 

Tak sekedar familiar dengan keindahan pantainya, sesuatu yang sakral dan sarat akan nilai budaya juga tersuguh di DesaTelukTamaiyang, Kabupaten Kotabaru

Seperti yang berlangsung Kamis (20/11/2025) siang, pesisir Teluk Tamiang tampak lebih hidup dari biasanya.

Baca juga: Isi Curhatan Aliansi Dosen ASN Kemdiktisaintek Seluruh Indonesia Kalsel di Hadapan Menteri Keuangan

Baca juga: RAPBD Kalsel 2026 Disepakati, Target Pendapatan Rp7,34 T, Belanja Daerah Rp9,20 T

 Suara doa, lantunan adat, dan tawa anak-anak menyatu dalam rangkaian Pesta Laut Mappanre Tasi 2025. 

Tradisi turun-temurun ini bukan hanya seremoni budaya, tetapi juga momen syukur masyarakat pesisir atas rezeki laut yang mereka dapatkan sepanjang tahun.

Sejak pagi, warga berkumpul di rumah Kepala Desa untuk mengikuti doa bersama. 

Di antara kerumunan, tampak para nelayan tua yang datang dengan pakaian adat, membawa harapan agar laut tetap memberi keselamatan dalam setiap pelayaran. 

Bagi mereka, Mappanre Tasi bukan sekadar tradisi, ,melainkan hubungan batin antara manusia, laut, dan Sang Pencipta.

Puncak acara berlangsung pukul 12.00 Wita. Kepala kambing dan replika kapal hias nelayan dilepas ke laut, diiringi tatapan haru masyarakat yang telah menggantungkan hidup pada ombak dan angin Teluk Tamiang. 

Simbol itu seolah menjadi pesan terima kasih atas berkah laut sekaligus permohonan perlindungan bagi para nelayan yang berangkat setiap hari.

Ketua Lembaga Adat Ade Ogi, Arif Amin, menyampaikan pesan mendalam kepada masyarakat. 

"Mappanre Tasi bukan hanya tradisi, tetapi jati diri kita. Selama kita menjaga laut, laut akan menjaga kita," ujarnya.

Penampilan pencak silat, tarian adat, hingga sambutan tokoh masyarakat menutup rangkaian acara. 

Wajah-wajah warga menunjukkan kebanggaan bahwa budaya mereka tetap hidup hingga kini. (Banjarmasinpost.co.id/MuhammadTabri)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved