Opini
Cyberbullying: Luka Digital yang Tak Terlihat
Cyberbullying atau perundungan daring bukan hanya persoalan komentar jahat di dunia maya, tetapi bentuk kekerasan psikologis yang meninggalkan luka
Orang tua dan guru belum memiliki pemahaman memadai untuk mengenali tanda-tanda cyberbullying. Ketiga, budaya menyalahkan korban. Masih banyak lingkungan yang menganggap korban “terlalu sensitif” sehingga anak semakin takut melapor.
Keempat, akses internet yang massif tanpa pendidikan karakter digital. Teknologi berkembang lebih cepat daripada kesiapan sistem pendidikan dalam membentuk perilaku bertanggung jawab.
Banyak orang berpendapat bahwa pencegahan cyberbullying seharusnya menjadi tanggung jawab orang tua dan guru. Pendidikan karakter dan etika digital menjadi ranah sekolah.
Namun pandangan ini kurang melihat bahwa ini bukan hanya masalah pendidikan, tetapi juga masalah kesehatan mental. Dampaknya nyata: stress, gangguan tidur, penurunan prestasi belajar, depresi bahkan resiko bunuh diri. Ketika kesehatan mental terganggu maka menjadi tanggung jawab bersama, termasuk tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan tidak mengambil peran guru, melainkan melengkapi upaya pendidikan dengan pendekatan kesehatan. Tenaga kesehatan membantu anak mengenali emosi, mengelola stress, dan membangun ketahanan psikologis di era digital. Edukasi literasi digital tidak cukup tanpa perhatian pada kesehatan mental, di sinilah mereka memainkan peran vital.
Kolaborasi antara sekolah, guru BP, orang tua, psikolog dan tenaga kesehatan menciptakan lingkungan aman di dunia nyata maupun digital.
Edukasi literasi digital tidak hanya soal memahami teknologi, tetapi juga membangun empati, etika dan ketahanan mental. Kehadiran tenaga kesehatan memberikan edukasi yang menjembatani aspek psikologi dan aspek kemanusiaan.
Tenaga kesehatan juga akan memberikan pendidikan seksual, mengajarkan anak bagaimana menjaga privasi, menghormati tubuh sendiri dan orang lain, serta menolak segala bentuk pelecehan di dunia nyata maupun digital. Ketika anak diajarkan cara berinteraksi yang sehat di dunia maya, mereka belajar menjaga dirinya dan orang lain dari kekerasan digital.
Film cyberbullying mungkin hanya berdurasi beberapa jam, tetapi pesan yang ditinggalkannya bisa menjadi pelajaran seumur hidup. Luka digital sama nyatanya dengan luka di dunia nyata. Setiap komentar jahat, foto yang disebar tanpa izin, atau pelecehan di dunia

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.