Berita Viral

Jenazah WNA Australia Tewas di Bali Dipulangkan, Keluarga Geram dapati Tubuh Byron Tanpa Jantung

Kasus kematian Byron WNA asal Australia, Byron Haddow (23) yang tewas di Bali, kini sudah dipulangkan namun menuai protes dari pihak keluarga.

Editor: Mariana
X/skunkston666 - KOMPAS.com/Yohanes Valdi Seriang Ginta
DIPULANGKAN TANPA JANTUNG - Turis asal Australia, Byron Haddow, tewas di Bali. Direktur Medik dan keperawatan RSUP, Prof Ngoerah, dr I Made Darmajaya, bersama Kepala Instalasi Forensik RSUP Ngoerah, dr Kunthi Yulianti dan dr Nola Margareth Gunawan, dalam konferensi pers di aula RSUP Prof Ngeorah pada Rabu (24/9/2025). 

Namun, Byron dikenal sebagai perenang andal dengan tinggi badan 178 cm, sementara kedalaman kolam vila hanya 150 cm.

Lebih jauh, tubuhnya penuh luka memar dan goresan, bahkan ada bercak darah pada handuk yang membungkus jasadnya.

Chantal meyakini putranya tidak meninggal karena kecelakaan biasa.

"Tidak ada yang masuk akal dari penjelasan mereka tentang Byron yang tenggelam di kolam renang."

"Saya yakin ia dijebak, dibius, dirampok, dan semuanya berakhir buruk. Itu pendapat saya," katanya.

Kasus ini membuat pejabat senior Australia di Bali dan Jakarta menyampaikan protes resmi kepada pemerintah Indonesia.

Konsulat Jenderal Australia di Bali juga telah menyampaikan kekhawatiran keluarga kepada pihak rumah sakit.

Kasus kematian Byron kini sedang dalam penyelidikan terbuka di Coroners Court of Queensland.

Australian Federal Police (AFP) juga dilibatkan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di Bali.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga.

"Kami memberikan bantuan konsuler kepada keluarga warga Australia yang meninggal di Bali. Namun karena alasan privasi, kami tidak bisa memberikan komentar lebih jauh," demikian pernyataan DFAT.

Sementara itu, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah, Denpasar, Bali, menjelaskan secara rinci terkait jenazah Byron Haddow yang dipulangkan ke Brisbane tanpa jantung.

Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Prof Ngoerah, dr I Made Darmajaya mengatakan, proses autopsi terhadap jenazah WNA tersebut berdasarkan permintaan dari penyidik Polsek Kuta Utara pada 4 Juni 2025.

Kemudian, pihaknya melakukan pemeriksaan mikroskopis jaringan atau patologi anatomi dan analisis toksikologi berupa pengambilan organ jantung untuk mengetahui penyebab kematian korban.

"Jadi pada kasus tertentu, jantung memang perlu diambil secara utuh karena menentukan tempat di mana kelainan jantung ditemukan tidaklah mudah."

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved