Berita Viral
Turun dari Mobil Lalu Mengemis di Lampu Merah, Kakek Berbaju Lusuh Itu Bikin Publik Merasa Tertipu
Viral di media sosial, kakek turun dari mobil lalu mengemis di lampu merah. Aksi kakek berpakaian lusuh itu praktis membuat publik merasa tertipu.
Bahkan, ada warganet yang mengaku pernah memberikan uang kepada kakek tersebut sebelum mengetahui fakta 'bermobil' ini:
"Lah, kakek ini pernah ado d jlan lampu merah dekat rumah sayo di kenali bawah... sangkin sayo kasian sm kakek ni, laju sayo ksh duit... trnyata kakek ini ado mobil ????, bukan org susah pengemis asli rupo ny ????????????, ktipu sayo, dak po la, yg penting sayo ikhlas," tulis @mik***.
Warganet lain juga sempat fokus pada stiker di mobil, dan mengomentari bahwa profesi mengemis seolah telah menjadi pekerjaan yang terorganisir.
Fenomena "pengemis bermobil" ini memicu perdebatan mengenai pentingnya bersedekah kepada orang terdekat yang kita ketahui kondisinya secara pasti.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada konfirmasi resmi dari pihak terkait, seperti Dinas Sosial Kota Jambi, mengenai identitas kakek tersebut dan apakah aksinya merupakan bagian dari sindikat atau hanya modus pribadi.
Sebelumnya, fenomena pengemis marah karena tak diberi uang juga menjadi sorotan.
Beberapa waktu lalu, beredar video yang memperlihatkan seorang pengemis di Kota Probolinggo, Jawa Timur, menoyor kepala seorang perempuan gara-gara tak diberi uang.
Hal serupa juga terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Seorang pengemis melempar sandal ke mobil pengendara karena tak diberi uang.
Menurut sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drajat Tri Kartono, dua fenomena tersebut menggambarkan adanya pergeseran perilaku dari filantropi menjadi transaksional.
Awalnya, fenomena pengemis berkaitan dengan perilaku filantropi, yang mana saat orang bersedekah bertujuan untuk meringankan beban orang lain.
“Kita bersedekah dengan harapan orang yang tidak mampu bisa tertolong,” ujarnya, Senin (27/6/2022), melansir dari Kompas.com.
Selain itu, perilaku filantropi erat kaitannya dengan nilai-nilai religius. Ketika orang bersedekah, dia berharap bisa memperoleh pahala.
Namun, seiring waktu berjalan, ditambah dengan makin tingginya tuntutan ekonomi, perilaku mengemis mengalami pergeseran menjadi transaksional.
Bahkan, terang Drajat, pergeseran ini menjadikan tindakan mengemis tak lagi sekadar meminta-meminta, melainkan jadi sebuah pekerjaan.
Karena adanya pergeseran perilaku ini, para pengemis meminta kepada masyarakat untuk mengakui dan menghargai pekerjaan tersebut.
| Soal Kenaikan Gaji ASN Dijawab Menkeu Purbaya, Intip Besaran Gaji PNS yang Terjadi Saat Ini |
|
|---|
| Bak Dracin, Nenek Pencuci Piring Diantar Kerja Pakai Mobil Rp6 Miliar, Terkuak Siapa Dia Sebenarnya |
|
|---|
| Baru Umumkan Jual Bakso Babi, Padahal Sejak 2016 Tak Pasang Label Non-Halal, Dewan Masjid Syok |
|
|---|
| Viral Direkam Warga, Patwal Parkir di Tempat Disabilitas Bandara Juanda Jawa Timur |
|
|---|
| Terjerat Utang Rp214 Juta Berujung Masalah Hukum, Inilah Sosok Wakil Wali Kota Blitar Elim Tyu Samba |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.