Berita Viral
Robohkan Rumah, Pria 36 Tahun Sakit Hati Istri Selingkuh dengan Seorang Kakek, Pergoki Lewat CCTV
Amarah pria di Desa Karanganom, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah memuncak imbas sang istri diduga selingkuh.
Ketika suami atau istri berselingkuh, reaksi yang diharapkan adalah langsung meluapkan emosi dan menggugat cerai.
Padahal, ada reaksi dan hal-hal yang lebih tepat untuk dilakukan ketika baru mengetahui bahwa pasangan berselingkuh, seperti disebutkan oleh psikolog keluarga sekaligus konsultan pranikah, Sukmadiarti, M.Psi., Jumat (25/7/2025).
“Ketika pertama kali tahu pasangan selingkuh, wajar untuk bereaksi dengan marah-marah. Pasti ktia bakal teriak-teriak dan tantrum ya. Tapi sebenarnya tidak selesai di situ saja,” ucap Sukmadiarti.
Apa yang harus dilakukan saat pasangan berselingkuh?
1. Bicara dengan pasangan
Pernikahan adalah hubungan yang serius. Berbeda dengan saat masih pacaran, umumnya orang-orang yang sudah menikah lebih bisa diajak berbicara saat mereka ketahuan berselingkuh.
Sebab, perselingkuhan bisa berujung pada perceraian. Jika sudah memiliki anak, perceraian tentunya bakal berdampak pada kesehatan mental sang buah hati.
“Ketika sudah lebih tenang, yang perlu dilakukan adalah membicarakannya,” tutur Sukmadiarti.
Pembicaraan tidak hanya tentang perselingkuhan yang baru ketahuan, tetapi juga tentang komitmen dan janji sehidup semati yang diucapkan saat awal menikah.
“Selanjutnya membicarakan harapan, penginnya bagaimana, misalnya rumah tangga yang utuh. Kalau suami atau istri taubat kan bisa kembali ke keluarganya,” sambung psikolog yang berpraktik di Jawa Tengah ini.
2. Boleh saja curhat ke orang yang dipercaya, tapi..
Curhat ke orang-orang yang dipercaya memang mampu membantu mengurangi beban setelah pasangan ketahuan berselingkuh.
Namun, hati-hati dalam memilih tempat curhat. Sukmadiarti mengatakan, tidak semua orang memiliki sudut pandang yang netral. Sering kali, orang-orang terdekat malah bias.
“Misalnya curhat ke ibunya atau ke bapaknya, atau ke mertuanya. Kalau mereka dan lingkungan sekitarnya 'kompor' dan reaktif, korban bakal semakin terpuruk,” ujar dia.
Keterpurukan tidak hanya karena perasaan sedih karena kasih sayang yang diberikan telah dikhianati, tetapi juga karena bingung.
Di satu sisi, korban perselingkuhan masih sedikit berharap bahwa hubungannya bakal membaik karena suami atau istrinya akan taubat, dan tidak lagi berselingkuh. Ia masih ingin mempertahankan pernikahan.
Di sisi lain, orang-orang yang menjadi tempatnya curhat malah "kompor" dan reaktif, mereka bakal menyarankan agar korban langsung menceraikan pasangannya.
Sudut pandang yang bias disebabkan oleh status hubungan mereka dengan korban yang lebih dekat dibandingkan dengan pelaku perselingkuhan.
3. Lakukan konseling pernikahan
Supaya mendapatkan sudut pandang dan saran yang tidak bias, Sukmadiarti menyarankan agar pasangan suami-istri melakukan konseling pernikahan.
Hasil dari konseling tersebut bisa dijadikan sebagai pertimbangan, apakah mereka ingin mengakhiri perselingkuhan dan memperbaiki hubungan, atau bercerai.
“Dengan konseling pernikahan, bisa saling belajar dan memulihkan luka akibat perselingkuhan pasangan. Dua-duanya pasti terluka,” kata Sukmadiarti.
4. Saling memenuhi bahasa cinta
Jika memutuskan untuk mengakhiri perselingkuhan dan memperbaiki hubungan, Sukmadiarti menyarankan agar pasangan suami-istri saling belajar untuk memenuhi bahasa cinta masing-masing.
Dengan saling mengenali dan memenuhi bahasa cinta, pasangan tidak akan mencari pihak ketiga untuk memenuhinya karena merasa tidak dicintai di rumah.
Misalnya adalah suami yang memiliki bahasa cinta words of affirmation. Untuk memenuhinya, istri perlu mengakui, mengapresiasi, dan menghargai mereka dengan menyampaikannya secara langsung.
“Istri enggak pernah ngucapin langsung, tapi memuji suaminya di luar. Suaminya enggak pernah dengar dan enggak pernah merasakan diapresiasi istri,” kata Sukmadiarti.
Contoh lainnya adalah istri dengan bahasa cinta act of service. Bukan berarti istri harus sepenuhnya dilayani bak raja, tetapi suami bisa membantu dalam beberapa hal.
Misalnya, ketika istri sibuk memasak, suami bisa membantu mencuci dan menjemur pakaian atau mengurus anak. Ketika istri sibuk mengurus anak, suami bisa membantu membereskan rumah.
“Kalau suami atau istri punya bahasa cinta physical touch, bisa digandeng atau dipeluk. Kalau quality time, bukan sekadar berduaan saja tapi juga ngobrol untuk membuat pasangan merasa dicintai dan didengar,” jelas Sukmadiarti.
(Banjarmasinpost.co.id/TribunJatim.com)
| Kabar Kakek Tarman Beri Mahar Rp3 Miliar Nikahi Gadis 24 Tahun, Pakai Cek Palsu? Ini Kata Polisi |
|
|---|
| Momen Menkeu Purbaya Lantunkan Ayat Suci Al-Qur'an di Dalam Mobil, Tak Sadar Direkam Anak Buah |
|
|---|
| Lima Lansia Kehilangan Rp 406 Juta Gara-gara Percayai Iming-iming Wanita 'Penyuci Roh Jahat' |
|
|---|
| Sudah Paksa Istri Layani Korban, Ihsan Kesal Teman Sesama Jenisnya Pelit Hotspot, Bacok Kepalanya |
|
|---|
| Habis Pacu Jalur, Terbitlah Video ABG Pacu Birahi di Ruang VIP Rental PS Ternama di Kuansing, Riau |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.