Berita Viral
Ini Kronologi Penembakan Pembantu Rumah Tangga Versi Keluarga Korban, Suami Menangis Minta Keadilan
Seorang pembantu rumah tangga yang salah masuk rumah tewas ditembak. Polisi bingung menentukan sikap
Ringkasan Berita:
- Pasangan suami istri pembantu rumah tangga berniat membersihkan rumah warga yang menyewa jasa mereka lewat panggilan telepon, Rabu 5 November 2025
- Pasutri itu berusaha membuka pagar rumah tapi kemudian menyadari mereka salah rumah, sehingga berniat balik kanan
- Tapi, pemilik rumah telanjur lakukan tindakan pengamanan dengan cara melepaskan tembakan. Si perempuan PRT pun tewas di pelukan suami
BANJARMASINPOST.CO.ID - Sepuluh hari sudah berlalu, tapi pihak kepolisian belum bisa melakukan tindakan terhadap pelaku penembakan seorang pembantu rumah tangga lepas.
Suami korban mengharapkan keadilan bagi istrinya, yang merupakan ibu dari empat anak.
"Saya menuntut keadilan karena saya rasa orang yang melakukan itu tidak waras," ujarnya sambil menangis.
"Seharusnya pemilik rumah menelepon polisi dulu, bukan langsung menembak tanpa alasan begitu," kata Mauricio Velazquez melalui seorang penerjemah.
Baca juga: Perempuan Pembantu Rumah Tangga di Banjarmasin Ini Cari Pekerjaan dari Mulut ke mulut
Rudy Rios Perez, saudara laki-laki korban, menjelaskan kepada The New York Times bahwa pasutri tersebut berencana membersihkan sebuah rumah yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya.
Belakangan Mauricio Velazquez menyadari bahwa rumah yang seharusnya dituju terletak di belakang rumah yang mereka coba buka.
Sebelumnya, seperti biasa, Maria Florinda Rios Perez berangkat bersama suaminya sebelum fajar untuk membersihkan rumah.
Namun, kesalahan alamat membuat pembantu rumah tangga ini tidak pulang dalam keadaan hidup.
Pada 5 November 2025, perempuan berusia 32 tahun asal Guatemala ini ditembak mati saat mencoba membuka pintu sebuah rumah di lingkungan Whitestown, pinggiran kota Indianapolis.
Dia mengira rumah itu seharusnya dia bersihkan, tapi ternyata alamatnya salah.
Polisi melaporkan bahwa mereka menemukan Rios Perez tewas dalam pelukan suaminya,
Mauricio Velazquez, di teras rumah tersebut pada Rabu (5/11/2025), sesaat sebelum pukul 07.00 waktu setempat.
Pihak berwenang AS sedang menyelidiki apakah pemilik rumah tersebut bisa dituntut.
Menurut aparat, para petugas sebelumnya telah merespons laporan tentang kemungkinan adanya penyusupan rumah di pinggiran kota Whitestown.
Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan pasangan suami istri (pasutri) itu tampaknya tidak memasuki rumah tersebut.
Kasus ini secara resmi dirujuk ke Kejaksaan Wilayah Boone untuk ditinjau dan untuk menentukan apakah tuntutan pidana akan diajukan. Polisi belum mengumumkan identitas orang-orang yang berada di dalam rumah atau yang melepaskan tembakan.
Pada Jumat (7/11/2025), polisi menyatakan bahwa ini adalah kasus yang kompleks, sensitif, dan sedang berkembang sehingga merilis informasi tersebut akan tidak pantas dan berpotensi berbahaya.
Polisi juga mengimbau masyarakat untuk bersabar dan memperingatkan tentang penyebaran misinformasi tentang kasus ini secara daring.
Pemerintah Guatemala memastikan bahwa mereka sedang memantau kasus ini dan memberikan dukungan kepada keluarga Rios Perez.
"Perempuan Guatemala berusia 32 tahun, yang berasal dari Quetzaltenango, meninggal dunia dalam tindak kekerasan saat dalam perjalanan ke tempat kerja di kota Whitestown, Indiana, pada 5 November. Ia meninggalkan suami dan empat orang anak," kata Kementerian Luar Negeri Guatemala dalam sebuah pernyataan.
Kementerian tersebut menambahkan bahwa mereka memberikan bantuan konsuler, hukum, dan imigrasi, serta layanan dokumentasi, melalui konsulat di kota Chicago.
Berkaca pada Kasus Serupa
Jaksa Wilayah Boone, Kent Eastwood, mengatakan kepada The Indianapolis Star bahwa kasus ini rumit karena cara hukum negara bagian mendefinisikan konsep membela diri.
Undang-undang pembelaan diri masih berlaku di banyak negara bagian AS.
Sebagian besar mengizinkan seseorang untuk melindungi diri mereka sendiri dengan menggunakan kekuatan yang wajar, bahkan mematikan, untuk mencegah kematian, cedera serius, atau untuk mengusir penyusup.
Insiden serupa telah dilaporkan di wilayah lain di AS dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2023,
Ralph Yarl yang berusia 16 tahun ditembak dua kali setelah salah membunyikan bel pintu di Missouri.
Andrew Lester, yang berusia lebih dari 80 tahun, mengaku bersalah dan meninggal dunia saat menunggu vonis.
Di New York, Kaylin Gillis yang berusia 20 tahun meninggal dunia setelah ditembak ketika ia secara tidak sengaja memasuki pekarangan sebuah rumah.
Pemilik rumah yang menembaknya kini menjalani hukuman 25 tahun penjara.
(kompas.com)
| 'Jaksa' Berpistol Bawa 19 Pelor, Bantu Urus Perkara Minta Biaya Rp 310 Juta, Uang buat Cicil Rumah |
|
|---|
| Dipenjara dan Dipecat Jadi Polisi, Istri Main Serong Berujung Selingkuhan Justru Masuk Sel |
|
|---|
| Warga Tionghoa Geleng-geleng Kepala, Puluhan Guci Kuningan di Kelenteng Diangkut Maling Pakai Motor |
|
|---|
| Kakak Senior di Polda NTT Aniaya 2 Siswa SPN, Digebuki Bergantian, Sempat Minta Tidak Dipukul |
|
|---|
| Ciri-ciri Terakhir Alvaro, Bocah 6 Tahun yang Pamit ke Masjid Lalu Raib, Marbot Sebut Sosok Ayah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/Mendiang-Maria-Perez.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.