Berita Viral
Jual Pacar Umur 15 Tahun Rp500 Ribu Sekali Kencan, ZF Jerat Korban via FB, Awalnya Kabur dari Rumah
Berawal dari media sosial terjadi. Kali ini menimpa perempuan berusia 15 tahun. Dia dijual pacarnya seharga Rp500 ribu pada pria hidung belang.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Lagi-lagi kejahatan berawal dari media sosial terjadi. Kali ini menimpa perempuan berusia 15 tahun.
Dia dijual pacarnya seharga Rp500 ribu pada pria hidung belang.
Nah, kisah ini diungkap satuan Reserse Kriminal Polresta Bandar Lampung.
Polisi menyingkap praktik kejahatan yang memanfaatkan celah dunia digital.
Seorang anak perempuan berusia 15 tahun berinisial ZF menjadi korban perdagangan anak yang dilakukan melalui media sosial dan aplikasi kencan.
Baca juga: Jaksa Berpistol Bawa 19 Pelor, Bantu Urus Perkara Minta Biaya Rp 310 Juta, Uang buat Cicil Rumah
Pengungkapan kasus ini menegaskan betapa rentannya anak di bawah umur ketika berhadapan dengan pelaku yang memanfaatkan teknologi untuk tujuan kriminal.
Pelaku, Hendri (21), warga Kecamatan Sukarame, diamankan pada Jumat (24/10/2025) dini hari.
Ia ditangkap di sebuah penginapan di kawasan Jalan Pulau Sebesi, tempat ia dan korban tinggal dalam beberapa waktu terakhir.
Dari luar, hubungan keduanya tampak seperti sepasang kekasih, namun penyelidikan menunjukkan adanya eksploitasi sistematis terhadap korban.
Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay menjelaskan, pengungkapan kasus bermula dari laporan tindak pidana persetubuhan terhadap anak, kekerasan terhadap anak, serta perdagangan anak.
“Awalnya kami mengungkap tindak pidana persetubuhan terhadap anak di bawah umur, kekerasan terhadap anak, serta perdagangan anak,” ujarnya dalam konferensi pers di Mapolresta Bandar Lampung, Jumat (14/11/2025), dikutip dari Tribun Lampung.
Modus Pelaku
Laporan tersebut membuka jalan bagi polisi untuk menelusuri hubungan antara ZF dan pelaku hingga akhirnya ditemukan bukti kuat adanya praktik prostitusi terselubung.
Korban diketahui kabur dari rumah sebelum kemudian bertemu Hendri melalui Facebook.
Dalam dua bulan berkomunikasi, hubungan mereka berkembang, dan akhirnya korban tinggal bersama pelaku.
Namun situasi tersebut berubah menjadi awal dari eksploitasi, ketika Hendri mulai menawarkan korban kepada pria dewasa.
Modus yang digunakan pelaku cukup terencana.
Ia membuat akun palsu di aplikasi Michat dengan identitas perempuan bernama “Caca”.
Foto profil berupa wanita digunakan untuk menarik perhatian pria hidung belang.
Melalui akun tersebut, ZF ditawarkan sebagai pekerja seks komersial.
Semua transaksi dilakukan secara online, sementara Hendri mengatur waktu dan tempat pertemuan di sekitar penginapan.
Pelaku Jual Pacar Rp500 Ribu Sekali Kencan
Dalam rentang lima hari, mulai 19 hingga 23 Oktober 2025, korban telah dijual sebanyak tujuh kali.
Setiap pertemuan dikenai tarif Rp500 ribu. Pelaku dan korban membagi hasil tersebut masing-masing Rp250 ribu.
Menurut penyidik, uang yang didapat korban digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengingat ia tidak lagi tinggal bersama keluarga.
Namun eksploitasi seksual bukan satu-satunya kekerasan yang dialami korban.
Pada 22 Oktober 2025, korban mengaku dipukul oleh Hendri setelah terjadi pertengkaran.
Insiden itu menunjukkan korban berada dalam situasi penuh tekanan, baik secara emosional maupun fisik.
Polisi segera bergerak setelah memperoleh bukti dan informasi lengkap.
Hukuman untuk Pelaku
Hendri ditangkap bersama barang bukti berupa satu unit iPhone 13 yang digunakannya untuk menjalankan akun palsu.
Ia kini ditahan di Rutan Polsek Sukarame dan dijerat Pasal 83 jo Pasal 76F Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.
Kapolsek Sukarame, Kompol M Rohmawan menyatakan, korban tidak hanya mengalami tindakan asusila, tetapi juga kekerasan fisik selama tinggal bersama pelaku.
“Keduanya berpacaran selama dua minggu, namun korban mendapatkan perlakuan asusila hingga kekerasan dari tersangka,” ungkapnya.
Polisi terus mendalami kasus ini dan membuka kemungkinan adanya korban lain.
Kasus ini kembali mengingatkan masyarakat akan modus pelaku yang memanfaatkan media sosial dan aplikasi kencan untuk mengeksploitasi anak di bawah umur.
Sekaligus menegaskan pentingnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas online anak-anak mereka.
Waspada Penipuan pada Aplikasi Kencan
Kawula muda pasti tak asing dengan aplikasi kencan atau dating apps.
Melalui aplikasi ini, mereka dapat berinteraksi dengan pengguna lain, dan bahkan menemukan pasangan mereka.
Nah, saat pertama kali memakai dating apps, kawula muda pasti akan diminta membuat akun baru.
Persyaratan pembuatan akun baru ini membutuhkan nama, foto, tempat tanggal lahir, email atau nomor ponsel, hal yang disukai, dan lain sebagaianya.
Hal ini pun membuat kawula muda sedikit khawatir akan keamanan datanya. Lantas, bagaimana menggunakan aplikasi ini secara bijak?
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi menyampaikan, penggunaan aplikasi kencan atau dating apps mirip dengan media sosial.
Penggunanya bisa berbagi informasi pribadi apapun. Meski begitu, perlu diwaspadai mengenai potensi menimbulkan risiko keamanan siber.
"Kementerian Kominfo melihat bahwa dating apps, layaknya sosial media dan aplikasi serupa, yang mengajak para penggunanya untuk berbagi beragam informasi harus disikapi secara bijak," ujar Dedy saat dihubungi Kompas.com, Rabu (25/8/2021).
"Penyebaran informasi pribadi yang berlebihan menimbulkan beragam risiko keamanan siber dan keamanan diri termasuk penipuan, perundungan, dan sebagainya," lanjut dia.
Apa saja yang perlu diperhatikan?
Dedy mengimbau masyarakat berhati-hati dalam menyebarkan informasi pribadi, termasuk di aplikasi kencan.
"Kami mengimbau agar segala bentuk informasi pribadi seperti nama lengkap, nomor ponsel, alamat rumah, dan rujukan identitas lain yang berpotensi memberikan dampak terhadap keamanan diri hanya disebarkan/diumumkan jika sangat diperlukan," ujar Dedy.
Kemudian, pengguna aplikasi kencan juga sebaiknya jangan mudah percaya dengan modus atau orang lain yang belum dikenal di aplikasi kencan tersebut.
Berikut beberapa tips saat menggunakan aplikasi kencan:
Hindari pemberian informasi pribadi, seperti alamat domisili, tanggal lahir, dan lainnya.
Usahakan agar komunikasi hanya berjalan di aplikasi kencan saja, tidak pindah ke platform lain.
Jangan terlalu cepat memberikan nomor ponsel pribadi.
Hati-hati dalam mengirimkan foto, karena telah terjadi kasus pengancaman bahwa foto akan diedit dan disebarluaskan.
Tidak hanya itu, Kominfo juga meminta kepada warganet untuk selalu waspada saat berkomunikasi dengan lawan bicara di aplikasi kencan.
Sikap kehati-hatian ini diperlukan mengingat ancaman dan risiko yang mungkin terjadi di internet.
Dikutip dari Kompas.com, (14/4/2021), disebutkan beberapa tips yang dapat digunakan agar pengguna merasa aman dan tidak mudah tertipu saat mencari pasangan di aplikasi kencan.
Tidak ada yang sempurna
Jika Anda merasa cocok dengan paras lawan bicara di aplikasi kencan dan profil yang dituliskan, terasa ingin menghabiskan banyak waktu bersamanya.
Namun, foto tersebut bisa saja diambil dari Google atau ia hanya mengarangnya agar yang melihat langsung merasa tertarik.
Jadi, cobalah memilih dan memilah aplikasi kencan online yang memiliki fitur dan sistem yang baik dan aman.
Hindari chat di luar aplikasi
Usahakan jangan terlalu cepat pindah ke aplikasi percakapan lain (misalnya memberi nomor WhatsApp), dan tetap melanjutkan chat di dalam aplikasi saja.
Sebab, hal ini untuk menghindari kita dari berkenalan dengan penipu atau predator.
Ngomong tentang materi? Abaikan saja
Walaupun Anda sudah berpendidikan tinggi, emotional connection dapat membuat kita menjadi sasaran penipu di aplikasi kencan.
Para penipu tersebut menjerat korbannya dengan menjalin koneksi emosi sebelum melancarkan aksi mereka.
Umumnya penipu akan bercerita soal hal buruk, sehingga kita kasihan dan membantunya dalam bentuk uang atau memainkan perasaan Anda dengan berkata akan mengirimkan sesuatu namun membutuhkan uang untuk biaya pengirimannya.
Oleh karena itu, pengguna aplikasi kencan tetap waspada, jika ada yang peduli dengan Anda, seharusnya dia yang berkorban bukan Anda.
Cari aplikasi yang mempunyai sistem verifikasi dengan baik
Walaupun saat ini ada beragam aplikasi kencan yang tersedia di PlayStore maupun AppStore, belum tentu semuanya aman dan memiliki sistem yang sangat baik.
Kendati begitu, penting buat Anda untuk memastikan bahwa aplikasi yang Anda pilih dapat melindungi data diri dan terpercaya, serta memverifikasi data-data penggunanya.
Hal itu penting untuk diperhatikan guna meminimalisir potensi kejahatan siber.
(Banjarmasinpost.co.id/TribunJatim.com)
| Ini Kronologi Penembakan Pembantu Rumah Tangga Versi Keluarga Korban, Suami Menangis Minta Keadilan |
|
|---|
| 'Jaksa' Berpistol Bawa 19 Pelor, Bantu Urus Perkara Minta Biaya Rp 310 Juta, Uang buat Cicil Rumah |
|
|---|
| Dipenjara dan Dipecat Jadi Polisi, Istri Main Serong Berujung Selingkuhan Justru Masuk Sel |
|
|---|
| Warga Tionghoa Geleng-geleng Kepala, Puluhan Guci Kuningan di Kelenteng Diangkut Maling Pakai Motor |
|
|---|
| Kakak Senior di Polda NTT Aniaya 2 Siswa SPN, Digebuki Bergantian, Sempat Minta Tidak Dipukul |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/Hendri-21-muncikari-di-Bandar-Lampung-jual-pacar-Rp-500-ribu-sekali-kencan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.