Berita Jakarta
Kok Dokter Cantik Ini Bahagia Kalau Obati Penjahat Sadis, Ada Apa Ya? Ini Kisahnya
Riris bekerja mengobati tahanan di Mapolda Metro Jaya sejak tahun 2014. Ia merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Methodist
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Namanya Riris Panjaitan, dokter muda dengan paras cantik yang bekerja di poli umum, Poliklinik Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bidokkes) Polda Metro Jaya.
Ruang kerjanya sangan sempit, hanya sekitar 2,5 x 2,5 meter. Ruang tersebut semakin tampak sesak dengan adanya sebuah tempat tidur dan sebuah meja.
Riris bekerja mengobati tahanan di Mapolda Metro Jaya sejak tahun 2014. Ia merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia (UMI), Medan.
Baca: Pelaku Video Mesum yang Lahirkan Anak ke-11 di Lapas Ternyata Penghuni yang Bandel
"Saya sejak lulus langsung merantau ke Jakarta. Saya memang sudah sejak lama pengen kerja jadi dokter di kepolisian. Menurut saya itu sangat menantang," kata Riris saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Rabu (7/2/2018).
Riris mengatakan, sebenarnya semasa kuliah ia pernah menjadi ko-assisten dokter di sebuah rumah sakit swasta besar dengan fasilitas yang lebih baik daripada yang ada di Poliklinik Bidokkes Mapolda Metro Jaya.
"Awalnya saya takut. Karena yang saya periksa ini adalah tahanan kasus kejahatan yang sedang menunggu berkas perkaranya P21. Meski didampingi polisi tetap saja rasa takut itu ada," ceritanya.
Baca: Evan Dimas Bawa Selangor FA ke Puncak Klasemen Liga Super Malaysia 2018
Sebagai seorang wanita, Riris mengaku kerap terbawa suasana dalam menjalankan tugasnya. Hal ini membuat emosinya terkadang tidak stabil ketika menghadapi tahanan yang merupakan pelaku tindak kejahatan itu.
"Saya kalau taju tahanan yang saya periksa itu habis mutilasi orang atau kasus pemerkosaan pasti ada jengkel juga. Tapi saya harus melayani pasien saya, itu sumpah dokter. Menurut saya itu tantangan tersendiri," kata dia.
Bertemu Jessica, aktor kasus kopi sianida
Selama 4 tahun mengabdi di Mapolda Metro Jaya, Riris menangani banyak pasien, salah satunya Jessica Kumala Wongso.
Tahun lalu, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan drama pembunuhan Mirna Salihin oleh rekannya sendiri, Jessica Kumala Wongso.
Saat itu, beredar kabar Jessica membunuh Mirna dengan memasukkan sianida ke dalam kopinya.
Kasus ini menjadi diperbincangkan karena psikologi Jessica yang dianggap unik. Sejumlah pihak menuduh Jessica sebagai dalang pembunuh Mirna, tetapi Jessica tetap terlihat tenang seolah tak pernah melakukan pembunuhan walaupun akhirnya divonis bersalah.
