Rezeki Artis

KEMATIAN komedian Olga Syahputra mendapat perhatian teramat luas dari masyarakat. Mulai keluarga,

Editor: Dheny Irwan Saputra
zoom-inlihat foto Rezeki Artis
dokbpost
H Pramono BS

KEMATIAN komedian Olga Syahputra mendapat perhatian teramat luas dari masyarakat. Mulai keluarga, sahabat, kalangan artis, penggemar, anak-anak yatim sampai masyarakat umum. Tayangan televisi swasta juga berlomba, siapa terbaik dan tersering.

Tidak ada yang aneh, Olga memang seorang publik figur yang lewat acara-acaranya di televisi banyak digemari. Dia tidak hanya tampil di satu tetapi beberapa televisi. Temanya sama, komedi, bersama Raffi Ahmad dan kawan-kawannya yang masih eksis dalam acara Dahsyat.

Mereka adalah salah satu contoh kelompok yang setiap hari menambang uang. Yang lain misalnya, Tukul Arwana lewat Bukan Empat Mata atau Hitam Putih-nya Deddy Corbuzier. Juga Opera van Java yang kini diputar ulang.

Dunia artis adalah dunia gemerlap, bergelimang uang, harta dan kesenangan. Karena itu menjadi dambaan banyak anak muda. Pekerjaan ini juga tidak menuntut persyaratan pendidikan sehingga tiap orang bisa ‘masuk’ sepanjang ada bakat, kesempatan dan nasib mujur.

Banyak artis yang tidak berasal dari perguruan tinggi, bahkan yang (maaf) punya kekurangan secara fisik pun bisa terkenal. Misalnya Ucok Baba dan Daus Mini. Mereka sukses di dunia hiburan, kaya dan punya istri cantik.

Yang membatasi artis cuma usia, makin tua makin kurang pula manggungnya. Banyak yang banting setir menjadi anggota DPR atau buka usaha. Karena itu selagi bisa, artis akan mengeksploitasi dirinya untuk menerima kontrak dari mana pun.

Banyak yang sehari penuh hanya ada di tempat syuting, berpindah dari satu ke lain lokasi. Berangkat pagi pulang malam, belum kalau dapat job di dalam atau luar kota, tayangan live, iklan, semua harus terlayani. Pokoknya kejar tayang dan kejar uang. ‘Perlombaan’ TV swasta merebut penonton membuat kehidupan artis makin mencorong.

Kesibukan ini sering dilupakan oleh artis untuk menjaga kesehatan. Misalnya makan seadanya, tidak pernah kontrol kesehatan, dan istirahat kurang. Akibatnya sering muncul gangguan kesehatan dan paling fatal tertular penyakit mematikan.

Bahkan ada pula yang hobi minum obat racikan. Obat ini dijual secara bebas dan sulit dipercaya khasiatnya. Salah satu stasiun televisi dalam investigasinya pernah menemukan, obat racikan hanyalah obat kedaluwarsa, bahkan sering tidak sesuai dengan penyakitnya.

Bisa jadi orang sakit kepala diberi pil KB (Keluarga Berencana). Masyarakat tidak tahu karena semuanya obat itu ‘telanjang’, tidak ada kemasannya. Penjualan dan pemakaian obat harus dengan resep dokter, tapi untuk obat racikan, malah ditanya: mau minum berapa kali?

***

Artis mati muda bukan hal aneh, semua di tangan Tuhan. Tapi semua wajib menjaga kesehatan. Saat ini seorang musisi, Abdee Negara dari grup Slank, juga terbaring sakit karena gagal ginjal. Ini tentu berita menyedihkan.

Artis itu beda dengan pejabat. Artis, pekerjaan dan penghasilannya tidak terukur. Artis yang kurang beruntung, hidupnya juga redup. Sementara pejabat itu pekerjaan dan penghasilannya terukur sehingga orang sering heran kalau ada pejabat hidup bermewah-mewah.

Keduanya sama-sama bekerja tiap hari sebagai bentuk tanggung jawab. Tapi apresiasi masyarakat terhadap keduanya berbeda. Terasa lebih dekat kepada artis karena kehadirannya membuat orang senang.

Pejabat (tidak semua) sebaliknya sering mengecewakan. Membangun jalan cepat rusak, jembatan cepat ambruk, dan hutan-hutan diberikan kepada pengusaha bahkan masih korupsi pula.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved