Suara Rekan
Malaysia
Ada lagi dari Malaysia yang kini terkenal di Indonesia, mangga Mahatir, sejenis mangga yang ukurannya lebih besar
Oleh: Pramono BS
NEGERI jiran Malaysia makin terkenal saja di Indonesia. Film animasi anak-anak, Upin dan Ipin sudah menjadi tontonan wajib bagi anak-anak, bahkan orang dewasa. Sederhana, penuh edukasi dan bisa menonjolkan kultur melayu beserta keislamannya. Dialek Malaysia kini sudah dikuasai anak-anak di Indonesia dengan fasih.
Ada lagi dari Malaysia yang kini terkenal di Indonesia, mangga Mahatir, sejenis mangga yang ukurannya lebih besar dari mangga di sini dan rasanya wah. Juga ada durian “musang king” dari Malaysia yang terkenal di sini. Kemudian, bagi orang-orang berduit dari Indonesia, Penang kini menjadi tujuan berobat. Malaysia sudah menyamai Singapura dalam memasarkan wisata berobat.
Ada lagi yang terkenal dari Malaysia, Mahatir Mohamad, pria berusia 92 tahun yang naik menjadi Perdana Menteri dengan mengalahkan petahana Dato Sri Mohamad Najib Tun Abdul Razak yang terkenal dengan Najib Razak.
Mahatir kini menjadi PM tertua di dunia. Dia pernah menjadi PM selama 22 tahun dan lengser tahun 2003. Ia juga sahabat Soeharto yang menjadi Presiden RI 32 tahun sampai 1998, nyaris bersama-sama terus. Mahatir nekad mencalonkan diri lagi karena tidak puas dengan kepemimpinan Najib Razak yang dinilainya korup. Lantas apa kendaraan yang digunakan?
Najib menggunakan koalisi Barisan Nasional yang dulu juga dipakai Mahatir. Barisan Nasional menguasai pemerintahan sejak kemerdekaan Malaysia tahun 1957. Mahatir bergabung dengan koalisi Pakatan Harapan, sebuah aliansi terbesar dari beberapa partai di DPR Malaysia. Presiden Pakatan Harapan adalah Wan Azizah Wan Ismail, istri Anwar Ibrahim yang dicopot Mahatir dari jabatan Wakil PM. Saat pemilu berlangsung Anwar Ibrahim masih meringkuk dalam penjara. Ia memang keluar masuk bui dengan tuduhan berganti-ganti, korupsi dan sodomi.
Jumlah kursi parlemen Malaysia 222 dan pemenang minimal harus mengantungi 112 kursi. Koalisi Pakatan Harapan mendapat 135 kursi sehingga otomatis keluar sebagai pemenang. Mahatir disepakati anggota koalisi untuk menjadi PM dan Wan Azizah Wan Ismail sebagai Wakil PM. Ini bukti bahwa Mahatir masih memegang kendali terhadap politik di Malaysia.Mahatir cukup bijak untuk tidak menghukum Anwar Ibrahim selamanya. Dia melihat Malaysia yang tengah diguncang oleh kasus megakorupsi oleh PM Najib Razak harus diselamatkan. Karena itu dia bergegas kembali ke dunia politik demi menyelamatkan negeri dan dia melihat sosok Anwar Ibrahim bisa menyelamatkan negara.
Meski masih dalam penjara tapi bagi Mahatir tidak soal karena begitu dia dilantik jadi PM, langsung minta Yang Dipertuan Agong untuk membebaskan Anwar. Dia yang pertama kali memenjarakan Anwar dan dia pula yang membebaskan. Mahatir berjanji hanya akan memimpin Malaysia 1 atau 2 tahun ke depan, banyak kalangan yakin Anwar akan mewarisi. Mahatir tak buang waktu, setelah dilantik kasus korupsi Najib Razak diproses.
***
Itulah Malaysia, dia bekerja tidak banyak ribut. Kampanye pemilu berjalan tertib, tidak ada sentimen SARA yang diangkat meski negeri itu terdiri dari banyak ras. Dari berbagai pemberitaan, terasa tidak ada kekerasan atau akal-akalan hanya demi mencapai kemenangan. Hasilnya pun diterima semua pihak dengan legowo.
Baik juga kita belajar dari negeri jiran ini. Pilpres masih tahun 2019 tapi gaungnya sudah sampai ujung dunia. Bukan persiapan partai-partai yang harus bekerja keras, tapi fitnah yang mengemuka. Semua arena digunakan untuk menjungkalkan lawan. Di tempat jalan pagi seperti Car Free Day (hari bebas kendaraan bermotor) yang dilakukan di Jakarta setiap hari Minggu, bahkan di tempat debat terbuka calon gubernur, semua dipakai kampanye pilpres oleh pihak tertentu. Padahal belum waktunya, pendaftaran pun belum.
Sayang Bawaslu sebagai pengawas pemilu tidak berani menindak pelanggaran itu. Jadi Indonesia yang terkenal santun malah gemar mencuri start. Malaysia yang dulu dituduh mencuri banyak karya Indonesia justru santun.
“Baru sekarang ini Indonesia lebih maju dari Malayasia,” kata Mahatir Muhamad pada wartawan Indonesia setelah pelantikannya saat mengomentari perkembangan di Indonesia. Apakah pengakuan Mahatir ini jujur atau hanya basa-basi politik, hanya dia yang tahu.
Malaysia kini banyak mewarnai kehidupan Indonesia. Ada dua juta orang Indonesia yang berbahasa Melayu karena kerja di sana, setiap hari negeri jiran ini juga ada di rumah kita lewat layar televisi, ada mangga mahatir dll. Kemajuan Malaysia pun menular ke Indonesia. Hanya budaya politik yang kita tidak terpengaruh. (*)