Ular Piton Sepanjang 5 Meter Ditemukan Mati Kekenyangan, Lihat Isi Perutnya Saat Dibedah
Seekor ular Piton sepanjang 5 meter ditemukan terdampar di Kecamatan Jirak Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba)
BANJARMASINPOST.CO.ID - Seekor ular Piton sepanjang 5 meter ditemukan mati kekenyangan di Kecamatan Jirak Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan.
Penemuan ular piton tersebut diunggah oleh akun Facebook Herdoni Syafriansyah pada Jumat (31/8/2018).
"Penemuan seekor ular piton besar di Desa Jirak Jaya, Kabupaten Muba," tulisnya.
Sementara pengguna akun Facebook Jony Bae mengatakan, ular kekenyangan setelah makan babi.
"Di temukan ular piton di Desa Jirak kekenyangan abis makan babi atau congko. Menurut keterangan warga Jirak," tulisnya.
Baca: Jadwal UEFA Nations League 2018 - Jerman vs Prancis, Portugal vs Italia, Inggris vs Spanyol
Baca: Tak Tayang TV! Link Live Streaming Persis Solo vs Aceh United via Youtube, Liga 2 2018
Baca: Hotman Paris Hutapea Bahas Asian Games 2018, Kok Sindir Pria yang Ada di Ketiak Istri?
Baca: Duet Nyanyi dengan Ayu Ting Ting, Ivan Gunawan : Besok Gue Kawin, Lalu Tulis Love Sayang
Baca: Prabowo Belum Umumkan Struktur Resmi, Djoko Santoso 2 Kali Pimpin Rapat Tim Pemenangan
Ular sepanjang 5 meter itu ditemukan Parman di area perkebunannya.
Saat itu, ia sedang bersih-bersih lalu mendengar suara dari balik semak.
Ketika diperiksa, rupanya yang ia temukan adalah ular.
Kondisi ular tersebut sedang diam dan lemas dengan perut yang besar.
Kemudian Parman memanggil warga, dan mereka berusaha menangkap ular tersebut.
Saat ditangkap, ular tersebut tidak melawan dan saat diperiksa ternyata sudah mati diduga karena kekenyangan.
Mereka penasaran pada perut ular yang membesar itu lalu membukanya karena khawatir berisi manusia.
Namun ternyata isi perut ular itu adalah babi hutan.
Baca: Ustadz Abdul Somad Batalkan Jadwal Ceramahnya di Jatim, Jateng dan Yogyakarta, Sebut Hal Ini
Baca: Jadwal Liga 2 2018 Pekan 14 - Persita vs Semen Padang Live TV One, PSS vs Persegres
Baca: Jadwal Pertandingan Ujicoba Timnas U-16 Indonesia Jelang Piala AFC U-16 2018 di Malaysia
Baca: Penjelasan Bank Indonesia Soal Beredarnya Surat Panggilan Wawancara Palsu Rekrutmen Pegawai BI
Dilansir dari Tribun Sumsel, Kapolsek Sungai Keruh Iptu Ade Nurdin langsung mengecek lokasi kejadian begitu mendapat laporan tersebut.
Ia mengatakan bahwa ular tersebut langsung dikubur karena baunya sudah busuk.
Dirinya juga mengimbau warga untuk berhati-hati saat pergi ke kebun dan mencari ikan.
Tonton videonya di bawah ini!
Memangsa Manusia
Ular piton atau sanca kembang ini beberapa kali memangsa manusia.
Sebelumnya diberitakan, wanita berumur 54 tahun, Wa Tiba ditemukan di dalam perut ular piton pada Jumat (15/6/2018) lalu.
Wa Tiba sebelumnya dinyatakan hilang pada Kamis (14/6/2018).
Aksi piton memangsa manusia juga terjadi pada Minggu (26/3/2017).
Kala itu petani sawit, Akbar yang menjadi korban.
Pria berusia 27 tahun tersebut dimangsa ular piton saat berada di kebun sawit desa Salubiro, kecamatan Korossa, kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.
Baca: Rizal Ramli Singgung Krisis Ekonomi 1998 Terkait Anjloknya Nilai Tukar Rupiah, Bakal Lebih Parah?
Baca: Penjelasan Angel Karamoy Soal Kabar Pernikahannya dengan Jose Purnomo sang Sutradara Film
Baca: Sosok Habib Usman Bin Yahya yang Menikahi Kartika Putri, Dekat dengan Habib Rizieq Shihab?
Jasad Akbar ditemukan utuh di perut piton yang dibelah warga.
Pakar herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy mengatakan, ular sanca batik memiliki nama latin Phyton reticulatus.
Menurut Amir, masyarakat di Indonesia dan Malaysia sering menggunakan kata sanca untuk menyebut ular jenis piton tersebut.
"Ular yang memangsa seorang perempuan di Sulawesi beberapa waktu lalu merupakan jenis sanca batik," kata Amir saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/6/2018).

Amir menjelaskan, panjang ular sanca batik dapat mencapai 10 meter dan menjadi yang terpanjang di dunia.
Ukuran ini melebihi panjang ular Anaconda dari sungai Amazon.
"Ular piton di daerah Sulawesi memang bisa sangat besar dan panjang karena menjadi predator tertinggi di dalam rantai makanan. Mangsanya juga mamalia besar seperti babi hutan. Hal ini membuat ukuran piton di Sulawesi berbeda dengan piton di Sumatera, karena masih ada predator lainnya seperti harimau," jelas Amir.
"Apabila di penangkaran panjang ular piton bisa mencapai 10 meter, kalau di alam liar panjangnya mencapai 7 meter," tambah Kepala Laboratorium Herpetologi Puslit Biologi LIPI tersebut.
Konflik Piton dan Manusia
Konflik piton dan manusia pernah terjadi di Sulewasi pada tahun 2017.
Untuk mengantisipasi peristiwa tersebut terulang, Amir mengimbau masyarakat untuk mengajak anjing saat pergi ke kebun.
"Lokasi kebun milik perempuan tersebut dekat dengan hutan dan saat itu sudah malam sehingga korban tidak mengetahui keberadaan ular. Anjing akan membantu apabila ada ancaman dari hewan liar di sekitar manusia," kata Amir.
Selain itu, masyarakat juga harus memahami bahwa piton di wilayah Sulawesi merupakan predator tertinggi dalam rantai makanan.
Sangat penting bagi masyarakat untuk turut menjaga kelestarian alam hutan agar ular tidak mencari mangsa lainnya.
"Ular piton berukuran besar biasanya memangsa babi hutan dan mamalia-mamalia besar lainnya. Piton juga mengendalikan populasi babi hutan agar tidak meresahkan masyarakat. Untuk itu, perburuan liar babi hutan akan menganggu rantai makanan dan memaksa ular mencari mangsa yang lain," terangnya.
Menurut Amir, piton merupakan jenis ular yang memiliki kemampuan adaptasi mumpuni.
"Selain berukuran panjang dan besar, kemampuan adaptasi ular ini sangat baik. Ular ini bisa bertahan hidup di tengah perkotaan dan memangsa hewan-hewan kecil seperti tikus atau ayam," katanya.
"Biasanya ular hanya bisa diam untuk mencerna makananya dan butuh waktu sekitar 1 sampai 2 minggu, tergantung besar kecil mangsanya. Asam lambung di perut ular, kadar asamnya sangat kuat untuk mengurai makanan," katanya.
Sementara itu, jumlah populasi ular sanca batik di Indonesia masih terjaga, namun ada tiga jenis lainnya yang terancam punah.
"Ada tiga jenis piton yang statusnya hewan dilindungi, yaitu Python morulus atau Sanca Bodo yang ada di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat, Condropyhton viridis atau sanca Hijau yang ada di Papua dan Pyhton timorensis atau Sanca Timur yang ada di Nusa Tenggara Timur dan Pulau Timor," paparnya.