Melihat Kehidupan Bule di Banjarmasin

Belum Makan Kalau Tak Makan Nasi, Tapi Bule Malah Sakit Perut Makan Soto Banjar

Banjarmasinpost.co.id bertemu dengan Frauke dan Clara, dua mahasiswi asal Jerman yang sedang mengikuti Program AISEC

Penulis: Noor Masrida | Editor: Didik Triomarsidi
Noor Masrida
Baju putih (Frauke) baju motif (Clara) Mahasiswi Jerman yang mengikuti Program AISEC di Banjarmasin 

Namun pada beberapa kesempatan, ia mencoba makanan pedas.

"Pedasnya sih nggak terlalu, masih bisa ditahan lah. Tapi tetap, nggak boleh sering sering supaya tidak sakit perut," ujar mahasiswi jurusan Geografi itu.

Baca: Lakukan Pelecehan Seksual, TS Entertainment Ungkapkan Membernya yang Terlibat

Baca: Sindiran Ahmad Dhani Soal Larangan Ustadz Abdul Somad Ceramah Terkait Politik oleh Polisi

Baca: Disebut-sebut Perusak Harga, Xiaomi Bakal Ikutan Jual Ponsel Kisaran Harga iPhone

Di Jerman menurut Frauke, sama seperti di Indonesia, ada juga istilah 'belum makan kalau tidak makan nasi'. Hanya saja bedanya, 'belum makan kalau tidak makan roti'.

" Aku dan keluargaku makan roti setiap hari, jadi rasanya mungkin sama seperti orang Indonesia yang merasa belum makan kalau tidak makan nasi," jelas Frauke.

Mahasiswi asal wilayah Frankfurt di Jerman itu juga pernah makan roti selama tinggal di Banjarmasin.

" Mungkin orang-orang di sini menyebut roti yang aku makan itu roti, tapi kurasa itu bukan roti versi kami. Di Jerman ada lebih dari 300 jenis roti. Kami mengkonsumsi roti dengan apa saja, daging, keju, atau sosis," pungkas Frauke.

(Banjarmasinpost.co.id/noor masrida)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved