Berita Kabupaten Banjar

Program Serasi di Kabupaten Banjar Terseok-seok, Padi Unggul Tersendat, Ini Penyebabnya

Selama ini umumnya petani padi di Banjar memang mengandalkan padi lokal karena sebagian besar lahan persawahan berupa rawa atau lebak dalam.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Elpianur Achmad
M Fachry untuk banjarmasinpost.co.di
Kepala Dinas TPH Banjar HM Fachry (kanan berkacamata) memberi pengarahan dan motivasi kepada PPL dan kelompok tani di Tajaulandung dan Kelilingbenteng Ilir guna menyukseskan Program Serasi 2018 dan 2019. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) di Kabupaten Banjar tak terlaksana lancar. Penanaman padi unggul secara tabela (tanam benih langsung) pun tak bisa dilaksanakan secara maksimal.

Bahkan saat ini petani yang terlibat pada program tersebut di Desa Tajaulandung dan Kelilingbenteng Ilir, Kecamatan Sungaitabuk, mulai menanami lahan mereka dengan benih padi lokal. Ini mereka lakukan karena saat ini memang telah tiba waktu tanam padi lokal.

Selama ini umumnya petani padi di Banjar memang mengandalkan padi lokal karena sebagian besar lahan persawahan berupa rawa atau lebak dalam. Melalui program Serasi pemerintah bermaksud meningkatkan pendapatan petani dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan lahan melalui penanaman dua kali.

Konsepnya, pascapanen padi lokal lahan ditanami padi unggul (program Serasi). Selanjutnya pascapanen padi unggul lahan ditanami padi lokal.

Baca: Dinas PUPR Kalsel Pastikan Jalur Mataraman Sungai Ulin Dilanjut Tahun 2019, Segini Anggarannya

Namun pada 2018 lalu, pelaksanaan Serasi mundur beberapa pekan akibat tingginya intensitas curah hujan. Hamparan persawahan di Banjar banyak yang tenggelam, termasuk di Tajaulandung dan Kelilingbenteng Ilir.

Praktis kondisi tersebut menyulitkan perealisasian Serasi yang mempersyaratkan kondisi lahan sawah tanpa genangan karena benih ditanam secara ditabur.

Sebanyak 21 unit mesin pompa yang dikerahkan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Banjar pun tak mampu mengatasi banjir yang melanda persawahan.

"Itulah faktor eksternal di luar perkiraan. Curah hujan sangat tinggi sehingga berdampak mundurnya pelaksanaan Serasi," ucap Kepala Dinas TPH Banjar HM Fachry, Kamis (14/03/2019).

Baru sekitar 50 hektare dari target 200 hektare yang berhasil direalisasikan Serasi melalui kerja keras PPL menyedot genangan air. Benih unggul yang ditabur kini tumbuh lumayan subur.

Sementara itu lahann lainnya tak sempat lagi ditanami benih unggul kaena saat ini telah tiba waktu tanam padi lokal. "Jadi, di lokasi Serasi yang kemarin kami laksanakan pada pengujung 2018 dipadukan antara padi unggul dan lokal," sebut Fachry.

Baca: Pemuda di Amuntai Ditangkap Polisi Polda Kalsel, Temukan 30 Gram Sabu di Kediamannya

Maret hingga April nanti, lanjutnya, total luasan program Serasi di Tajaulandung seluas 200 hektare bakal tertanami seluruhnya. Hanya saja tidak semuanya padi unggul, tapi sebagian padi lokal.

Berdasar pengalaman itu, lanjut Fachry, pihaknya akan lebih cermat memetakan lokasi lahan pada program Serasi tahun 2019 ini. "Tahun ini Banjar dapat alokasi program Serasi seluas 40 ribu hektare," bebernya.

Beberapa waktu lalu, benerapa petani di Banjar ketika dihubungi menyatakan siap menyukseskan program Serasi. Namun harapan mereka penanamannya dilaksanakan persis setelah panen padi lokal.

"Kalau Serasi 2018 kemarin itu kan pelaksanaanya pada pengujung tahun sehingga waktunya sangat mepet antara waktu panennya dengan waktu tanam padi lokal," sebut Isur, petani di Sungaitabuk.

Diakuinya jika tak terkendala banjir, memang pas hitungan waktunya. Namun ternya selama November-Desember curah hujan samgat tinggi sehingga berimbas pada molornya penanaman padi unggul (Serasi).

"Itu jadi pengalaman tahun ini agar penanaman benih unggulnya benar-benar dilakukan setelah panen padi lokal," cetusnya.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved