Cerita Pegiat Tari Tradisional Banua
Tekuni Tari Tradisional Banua, Perempuan Ini Mampu Membuat 'Mesin Uang' Sendiri
Munawarah justru berbeda. Perempuan berusia 25 tahun ini merasa sSangat keren, karena dengan menari tradisi telah banyak mendapatkan manfaat.
Penulis: Ahmad Rizky Abdul Gani | Editor: Elpianur Achmad
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Banyak yang mengatakan menari tradisional itu kuno, terlebih dengan model berpakaiannya ala bahari.
Sehingga tak jarang membuat sejumlah remaja pun memalingkan perhatiannya ke tarian masa kini.
Di antaranya seperti ke tarian K-POP, Break Dance, Balet, Salsa dan lain sebagainya, yang dianggap lebih trend.
Namun bagi Munawarah justru berbeda. Perempuan berusia 25 tahun ini merasa sSangat keren, karena dengan menari tradisi telah banyak mendapatkan manfaat.
Di antaranya Munawarah selain pernah menorehkan berbagai prestasi, juga kerap dipercaya mengisi berbagai festival tari baik lokal maupun nasional.
"Untuk festival diantaranya pernah tampil di Jogja kayak acara pasar kangen buat warga Kalsel yang ada di sana gitu. Terus prestasi yang sangat berkesan, yakni saat mengikuti lomba festival tari serumpun di Marabahan. Karena bukan hanya meraih juara 1 dan umum, juga prosesnya, " kata cerita Munawarah.
Baca: Keanehan Saat Syahrini & Reino Barack Berpelukan di Jet Pribadi, Teman Luna Maya Harus Lakukan Ini
Baca: Maia Estianty Diminta Sabar Hadapi Irwan Mussry oleh Guru Spiritualnya, Sebut Prahara Rumah Tangga
Tidak sampai di situ dengan hobi menari tradisional tersebut, siapa sangka Munawarah seolah telah memiliki mesin penghasil uang sendiri.
Sehingga demi membiayai kuliah, ia pun tanpa harus membebani kedua orangtuanya.
" Karena selain menari, saya sebetulnya juga melatih, mengajar anak-anak menari. Dari penghasil itu, ya sekitar Rp 1,5 juta keatas lah. Dan Alhamdulillah cukup buat keperluan aku, dan yang terpenting ngga minta sama org tua lagi sejak kuliah, karena hasil dari menari itu, " jelasnya.
Lantas, sulitkah belajar atau menekuni tari tradisional itu, simak terus ceritanya di Banjarmasinpost.co.id. (banjarmasinpost.co.id /Ahmad Rizki Abdul Gani)
