Berita Banjarmasin
Jangan Anggap Remeh Fenomena Negatif Berpacaran, Liha: Perlunya Pengetahuan Seks Pra Nikah
Sebagai penerus estafet pembangunan bangsa, generasi muda Indonesia haruslah berkualitas. Setidaknya perlu dieliminisir berbagai hal negatif
Penulis: Salmah | Editor: Didik Triomarsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID- Sebagai penerus estafet pembangunan bangsa, generasi muda Indonesia haruslah berkualitas. Setidaknya perlu dieliminisir berbagai hal negatif yang dapat mengganggu masa depan mereka.
Membentuk pemahaman anak muda, perlu komunikasi yang baik. Salah satu pola yang mudah diaplikasikan adalah komunikasi sesama anak muda sehingga tidak berkesan menggurui.
Sebab itulah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggalakkan progran GenRe (Generasi Berencana) dan pembentukan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) baik di jalur pendidikan maupun jalur masyarakat.
Kemudian BKKBN sejak 2016 mengadakan pemilihan Duta GenRe (Generasi Berencana) Nasional yang pesertanya adalah Duta GenRe setiap provinsi.
Baca: Pencarian Korban KM Pieces Tenggelam Geser ke Pesisir Pantai, Berikut Nama-Nama ABK Dimanifes
Baca: LINK Live Streaming Trans7 MotoGP Ceko 2019, Siaran Langsung Trans 7 Seri 10 MotoGP 2019
Baca: Raja Thailand Angkat Pacarnya Mayjen Cantik Jadi Selir di Depan Istri yang Baru 3 Bulan Dinikahi
Liha, Duta GenRe Putri Kalimantan Selatan tahun 2019 yang akan disiapkan mewakil Kalsel mengikuti pemilihan tingkat Duta GenRe Nasional menyatakan, program GenRe adalah program yang mengedepankan pembentukan karakter bangsa di kalangan generasi muda.
"Program GenRe merupakan wadah mengembangkan karakter bangsa. Sosialisasi menghindari pernikahan dini, seks pra nikah dan Napza (narkotika dan zat adiktif) agar menjadi remaja tangguh, penerus pembangunan bangsa," jelas mahasiswi Prodi Biologi FMIPA ULM angkatan 2016 ini.
Data BKKBN Kalsel, usia kawin di Kalsel rata-rata 19,78 tahun, sedangkan idealnya adalah usia 25-21 tahun. Dengan demikian masih harus disosialiasikan program GenRe.
"Berhubung saya dari PIK sanggam Balangan dan sekarang saya sedang berkuliah di FMIPA ULM Banjarbaru. Jadi saya sekarang aktif ikut kegiatan di GenRe Indonesia Kalsel," jelasnya.
Banyak fenomena atau kasus yang perlu mendapat perhatian khusus, dan menjadi perhatian saya adalah gaya berpacaran remaja sekarang dan tentang pem-bully-an di media sosial.
"Tidak bisa dibiarkan dan di anggap remeh karena akan berdampak stres dan depresi," ujar gadis kelahiran Amuntai, 20 April 1998 ini.
Bahaya seks pra nikah adalah selain dapat berpengaruh pada kesehatan reproduksi, juga dapat menularkan HIV dan AIDS.
Memang penularan HIV dan AIDS di Indonesia masih tergolong tinggi, terutama di usia produktif. Survei Litbang Kesehatan bekerjasama dengan Unesco menunjukan sebanyak 5,6 persen remaja Indonesia sudah melakukan seks pranikah.
Juga untuk persoalan mahasiswa, karena ia juga mahasiswa, maka akan menghadapi dunia kerja serta menghadapi bonus demografi yaitu meningkatnya usia produktif.
"Tingkat pengangguran terdidik masih cukup tinggi. Harus melakukan pembenahan, salah satunya pada kualitas tenaga kerja," ungkapnya.
Jadi di GenRe bukan hanya berbicara tentang seks pra nikah, pernikahan dini dan napza tapi juga tentang keterampilan hidup (life skill).
