Berita Banjarmasin
Dipentaskan di Taman Budaya Kalsel, Begini Penampilan Madihin dengan Komposisi Musik Tradisi
Sastra lisan khas masyarakat Banjar yakni Madihin, hari ini Jumat (15/11/2019) malam mewarnai Panggung Bakhtiar Sanderta Taman Budaya Kalsel
Penulis: Frans Rumbon | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Sastra lisan khas masyarakat Banjar yakni Madihin, hari ini Jumat (15/11/2019) malam mewarnai Panggung Bakhtiar Sanderta Taman Budaya Kalsel.
Menariknya madihin ini ditampilkan bukan seperti biasanya, namun dalam bentuk garapan atau kemasan sedikit berbeda yakni berupa komposisi musik tradisi.
Adapun instrumen musik yang digunakan berupa terbang madihin, terbang melayu, panting, suling bambu, kanong hingga akordeon.
Hadirnya akordeon ini sendiri semakin membuat pementasan yang berjudul Bermadah ini menjadi semakin kental dengan sentuhan irama melayu.
• Perwali Ini Hadir di Banjarmasin, Satpol PP Bakal Sita Elpiji Subsidi Dijual di Warung
• Best Western Kindai Hotel Gelar Appreciation Night, BW Banjarmasin 5 Besar Terbaik Indonesia
• Cegah Anak Kecanduan Gadget, Bunda Yanti Ajak Anak-anak Senang Baca Buku
• Warga Jalan Gotong Royong Heboh Bangkui Berkeliaran, Petugas Polsek dan BKSDA pun berjaga
Perpaduan dari seluruh instrumen musik tradisi ini pun akhirnya menjadi sebuah karya yang sangatlah menarik.
Setidaknya ada sekitar 18 seniman yang terlibat dan tampil pada pergelaran seni budaya yang dilaksanakan oleh Taman Budaya Kalsel ini.
Misalnya ada Lupi Anderiani selaku pemain suling sekaligus komposer. Kemudian ada trio pemadihin yang tergabung dalam JT Junior yang terdiri atas Hendra Alam, Yuanda serta Said Jola.
Ada pula Aman Babun, serta penyanyi lagu Banjar seperti Hadjir serta Juara Bintang Radio RRI Kalsel 2019 yakni Wan Ainun Jumeina yang menjadi backing vokal serta seniman-seniman lainnya.
Kepala Taman Budaya Kalsel, Suharyanti menerangkan pergelaran tersebut menonjolkan unsur madihin yang dikolaborasikan dengan musik.
"Ini sebuah inovasi, kreativitas seni menggabungkan musik dengan madihin. Dan kemarin ini sudah dipentaskan di Istora Senayan Jakarta saat Temu Karya Taman Budaya Seluruh Indonesia," katanya.
Sementara itu komposer dalam pentasan ini, Lupi Anderiani menerangkan ide penggarapan karena melihat perkembangan pesat madihin.
• Formasi Kemenag Akhirnya Dibuka, Berlangsung Hingga 29 November
• Jelang Akhir Tahun, Daging Ayam Potong dan Telur Ayam Ras Alami Kenaikan Harga
• Heboh Korupsi Dana Desa Makmur, Ternyata Agustus 2019 Mantan Kades Lokbuntar Juga Jadi Tersangka
"Madihin perkembangannya luar biasa, dan ini digarap dengan musik tradisi dan arahnya ke Melayu. Dan yang dipentaskan ini ada beberapa penyempurnaan dari yang kami pentaskan saat di Istora Senayan, " katanya.
Sebelum kolaborasi madihin digelar, terlebih dahulu ada pementasan musik oleh Sanggar Seni Bina Banua Bauntung dan juga ada pementasan madihin.(banjarmasinpost.co.id/Frans Rumbon)
