BPost Cetak
Optimisme Menyongsong Kemajuan Kalsel 2020
Di tengah tekanan dan ketidakpastian global yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, Kalsel tetap bergeliat dengan berbagai potensinya
Oleh: Herawanto Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Di tengah tekanan dan ketidakpastian global yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, Kalimantan Selatan (Kalsel) tetap bergeliat dengan berbagai potensinya untuk terus bertumbuh.
Perekonomian global sepanjang tahun 2019 semakin tidak ramah. Berbagai penyebab seperti pertumbuhan ekonomi dunia yang menurun drastis, tidak kunjung selesainya perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok, serta gejolak arus modal asing dan nilai tukar di berbagai negara, menjadikan Indonesia tidak dapat berlepas diri dari berbagai kekhawatiran yang ada.
Namun, di tengah memburuknya ekonomi global, kinerja dan prospek ekonomi Indonesia menunjukan hasil yang cukup baik.
Tekanan global juga memberikan pengaruh terhadap berjalannya perekonomian Kalimantan Selatan sepanjang tahun 2019.
• Pergoki Betrand Peto Lakukan Ini di Jendela Bus, Jordi Bertindak pada Putra Ruben Onsu & Sarwendah
• Kejagung Mulai Periksa Saksi Kasus Jiwasraya, 10 Orang Ini Masuk Daftar Cegah
• Ayah Baru Bilqis Disinggung Ayu Ting Ting Saat Ultah Anaknya Setelah Ramai Kabar dengan Didi Riyadi
• Bisa Terbang 30 Jam Tanpa Awak, Kecepatan Pesawat Ciptaan PT Dirgantara Ini Bisa 235 Km Per Jam
Salah satu tantangan terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan (Kalsel) adalah tertahannya kinerja ekspor dan pertambangan batu bara. Hal ini didorong oleh penurunan harga komoditas batu bara di dunia dan berkurangnya permintaan dari negara-negara tujuan ekspor seperti Tiongkok, Jepang, dan ASEAN.
Pertumbuhan ekonomi di tahun 2019 diprakirakan akan lebih rendah dibandingkan 2018. Tertahannya kinerja ekspor batu bara turut memengaruhi neraca perdagangan (trade balance) Kalsel yang pada 2019 mencatatkan surplus yang menurun.
Prospek Industri Sawit dan Ekspor Batu Baru
Bukan Kalsel jika tidak berjuang keras untuk bertahan dan bergerak maju. Di tahun 2020, perekonomian Kalsel berpeluang tumbuh meningkat seiring pemulihan kinerja ekspor dan pertambangan batu bara.
Peningkatan ekspor batu bara sejalan dengan permintaan Tiongkok yang menyesuaikan kebutuhan Pembangkit Tenaga Listrik Uap (PLTU) baru dan adanya perjanjian dagang antara Indonesia Coal Mining Association (APBI-ICMA) dan China National Coal Association (CNCA). Selain Tiongkok, India juga berpotensi menjadi negara tujuan ekpor dengan permintaan yang cukup tinggi akibat banjir yang melanda tambang batu bara di sana.
Tahun 2019 telah mencatat peningkatan kinerja industri pengolahan kelapa sawit terkait implementasi kebijakan B20 atau solar dengan kandungan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO). Prospek industri tersebut diperkirakan semakin cerah ke depannya.
Untuk mengatasi defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan (current account deficit, CAD) akibat besarnya impor BBM, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah meresmikan B30 (Senin, 23 Desember 2019), langkah nasional yang turut berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kalsel.
Implementasi penggunaan B30 ini berpotensi menghemat devisa hingga Rp63 triliun. Sementara, bagi ekonomi Kalsel, hal ini menjadi peluang peningkatan pertumbuhan pada kisaran 4,5 persen - 4,9 persen di 2020.
Sekalipun peluang perbaikan kedua komoditi tersebut diprakirakan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi, Kalsel tetap memerlukan akselerasi pengembangan sumber baru pertumbuhan ekonomi.
Akselerasi Pengembangan Tiga Sektor Utama
