Wabah Virus Corona

Trump Batalkan Lockdown Kota New York Padahal yang Meninggal di AS Akibat Covid-19 2 Ribu Lebih

Presiden AS, Donald Trump memutuskan untuk tidak menerapkan lockdown di kota New York dan pada negara-negara bagian lain di AS.

Editor: Didik Triomarsidi
REUTERS/JONATHAN ERNST
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melihat proposal paket kebijakan pelepasan dana darurat 2,2 triliun dollar AS, disaksikan dari kanan ke kiri Menteri Keuangan Steven Mnuchin, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell, Pemimpin Minoritas DPR AS Kevin McCarthy, dan Wakil Presiden MIke Pence untuk memerangi virus corona di Gedung Putih, Washington, pada 27 Maret 2020. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, WASHINGTON, D.C - Di Amerika Serikat penyebaran Virus Corona hampir di semua negara bagian dengan 123.271 kasus, 2.202 orang meninggal dan yang sembuh sebanyak 3.231.

Namun, Presiden AS, Donald Trump memutuskan untuk tidak menerapkan lockdown di kota New York dan pada negara-negara bagian lain di AS.

Keputusan itu diambil Trump pada Sabtu malam (28/3/2020).

Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) bagaimana pun tetap menyarankan kepada penduduk New York agar tidak bepergian kecuali untuk tujuan penting.

Nekat Mandikan Jenazah Covid-19, Satu Keluarga Tubuhnya Panas, Ini Komentar Nafa Urbach & Titi Kamal

" Lockdown tidak diperlukan," tulis Trump di Twitter sebagaimana dikabarkan media Perancis, AFP. Padahal sebelumnya Trump bersedia terapkan lockdown di New York karena wilayah kota New York merupakan episentrum wabah di negara 'Paman Sam' itu..

Trump sebelumnya juga khawatir adanya warga New York yang 'sangat terinfeksi' merupakan ancaman bagi Florida, di mana di sana merupakan tempat liburan populer bagi orang-orang di wilayah timur laut.

Tetapi setelah Gubernur New York, Andrew Cuomo dan Gubernur New Jersey, Ned Lamont mengatakan bahwa langkah menerapkan lockdown akan memicu kepanikan dan menyebabkan kehancuran lebih lanjut dalam hal keuangan, Trump membatalkan lockdown dan menggantinya dengan 'travel advisory' alias imbauan perjalanan untuk New York.

Trump menulis, "Atas rekomendasi dari Gugus Tugas virus corona di Gedung Putih, dan setelah berkonsultasi dengan Gubernur New York, New Jersey dan Connecticut, saya telah meminta (Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS) untuk mengeluarkan travel advisory (imbauan perjalanan)."

Hasil Tes Virus Corona SBY Diungkap Pasca Bupati Karawang Positif Covid-19, Nasib Tes AHY & Ibas?

Solusi Atasi Virus Corona Dibahas Sandiaga Uno, Wisnutama & Anies Baswedan, Prilly Bicara Covid-19

Kebenaran Roy Kiyoshi Soal Pernikahan Ahok BTP & Puput Nastiti Devi, Eks Veronica Tan Diingatkan Ini

Pihak CDC kemudian menerbitkan imbauan yang mendesak kepada penduduk New York, New Jersey dan Connecticut untuk menahan diri dari perjalanan domestik yang tidak penting selama 14 hari ke depan.

New York, episentrum AS

Negara bagian New York telah melaporkan lebih dari 53.000 kasus virus corona baru, dari lebih dari 124 ribu di seluruh negeri.

Kota New York sendiri melaporkan lonjakan lebih dari 155 kematian pada Sabtu (28/3/2020), menjadikan total kematian di kota itu menjadi 672 jiwa.

Angka itu sekitar sepertiga dari 2.185 kematian di seluruh Amerika Serikat, menurut data dari Universitas Johns Hopkins

Tetangganya, New Jersey telah melaporkan lebih dari 11.100 kasus Covid-19. Cuomo mengatakan kepada CNN sebelumnya bahwa lockdown perjalanan masuk dan keluar dari pusat perdagangan dan keuangan global tidak sah dan tidak masuk akal

Dia berpendapat seperti itu karena merasa sudah ada kontrol lokal terhadap aktivitas tersebut.

"Mengapa Anda ingin membuat total kekacauan di atas wabah ini, saya tidak mengerti." kata Cuomo.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved