Berita Tanahlaut
Staf Dekranasda Kabupaten Tala Ini Hampir Disambar Api Saat Warnai Purun
Percobaan dilakukan, menggunakan hydrogen peroksida untuk memudahkan pewarnaan tas dari daun purun di Kabupaten Tanahlaut, Kalimantan Selatan.
Penulis: Milna Sari | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Selain memasarkan produk Industri Kecil Menengah (IKM), juga harus mau bereksperimen untuk membuat produk baru sesuai permintaan konsumen.
Itulah tugas yang dijalani Nurmaya Savitri atau akrab disapa Maya, Kasi Pemberdayaan Industri, Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerind) Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan.
Pengalaman menarik, kata Maya kepada Banjarmasinpost.co.id, seorang konsumen memesan tas purun dengan warna jingga.
"Dikarenakan purun kami bukan purun yang bisa diwarnai dengan macam-macam warna, maka kami berinisiatif membeli hydrogen peroksida untuk memudahkan pewarnaan," ujar perempuan yabg juga staf di Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Tala ini, Minggu (19/4/2020).
• KALSELPEDIA: Begini Harapan Pengrajin Sasirangan Ecoprint Tanahlaut
• Iwapi Dorong Kabupaten Tanahlaut Miliki Kampung Purun Sendiri
• NEWSVIDEO : Sentuhan Tangan Ria Bikin Bakul Purun Menjadi Cantik Dan Bernilai Jual Tinggi
• Pengrajin di Tanahlaut Ini Manfaatkan Limbah Kayu Ulin Jadi Perabot Rumah Tangga, Begini Hasilnya
• Ini Lima Desa Berciri Khas di Tanahlaut, Ada Desa Handil Babirik yang Tiap Warganya Punya Kasturi
Ia dan teman-temannya pun mengambil satu ikat purun untuk direndam di dalam ember dengan cairan tersebut.
"Setelah direndam, baru kami warnai dengan warna oranye. Ternyata hasilnya bagus. Nah kami coba lagi merendam di dalam kantong, bukan di ember, beberapa saat kemudian api berkobar begitu besar sehingga kami kabur ketakutan," jelasnya sambil tersenyum, karena mengenang kejadian itu.
Untungnya. lanjut Maya, di sekitar lokasi percobaan terdapat ember dan air sehingga ia bisa cepat memadamkan api.
Sejak saat itu, percobaan yang dilakukan lebih berhati-hati agar tak mengakibatkan dampak yang tidak diinginkan.
"Saat ini kami mengembangkan anyaman pandan laut, Karena selain potensi bahan baku yang banyak, proses pewarnaan pandan laut jauh lebih mudah. Ke depannya, kami berharap industri kerajinan Tanahlaut bisa lebih lebih maju dan berkembang lagi," tutupnya. (Banjarmasinpost.co.id/Milna Sari)
