BPost Cetak
Begini Kronologis Pesawat Tempur TNI AU Jatuh di Kampar, Pilot Lihat Lampu Peringatan Menyala
Pesawat tempur jenis Hawk 209 dengan nomor registrasi TT 0209 jatuh di Desa Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, PEKANBARU - Pesawat tempur jenis Hawk 209 dengan nomor registrasi TT 0209 jatuh di Desa Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau, Senin (15/6/2020) pagi.
Pesawat buatan 1990 dengan airframe 3.100 jam itu kehilangan tenaga saat hendak mendarat.
Pilot Lettu Pnb Apriyanto Ismail berhasil selamat setelah melontarkan diri dengan ejection seat.
“Syukur alhamdulillah, penerbang selamat dengan menggunakan kursi lontar. Pesawat jatuh sekitar 1,5 kilometer dari ujung landasan dan menimpa dua rumah. Alhamdulillah tidak ada orang di dalam rumah,” ungkap Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Fadjar Prasetyo, saat konferensi pers di Ruang Arjuna, Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin sore.
• VIDEO Penampakan Pesawat Tempur TNI AU yang Jatuh di Kampar Riau, Hancur & Terbakar
• Warga Lihat Pilot Melayang di Udara, Dikira Latihan Terjun Ternyata Pesawat Tempur TNI AU Jatuh
• Pesawat Tempur TNI AU Jatuh, Warga Kampar Riau Panik Mengira Bom Meledak
Pesawat jatuh di Perumahan Mutiara Sialang Indah, Desa Kubang Jaya. Fadjar menyampaikan permintaan maaf kepada pemilik rumah.
“TNI Angkatan Udara dalam hal ini Lanud Roesmin Nurjadin akan bertanggung jawab. Terima kasih kepada masyarakat yang telah membantu dan aparat yang sudah membantu. Baik dari Kodim, dari Polres, Koramil, atau Polsek,” ungkap Fadjar didampingi Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma Ronny Irianto Moningka.
Pesawat sebelumnya atau sekitar pukul 07.00 WIB melaksanakan latihan penembakan
di Siabu, Kampar, bersama dua pesawat lainnya.
“Setelah selesai melaksanakan latihan, pesawat kembali untuk mendarat,” beber Fadjar.
Saat kembali, katanya, tiga pesawat itu terbang berurutan.
“Yang mengalami kecelakaan pada posisi yang terakhir nomor tiga,” urai Fadjar.
Pada saat jelang pendaratan sudah dekat, sekira dua kilometer dari ujung landasan, dengan ketinggian sekitar 500 feet (kaki), Pilot Lettu Pnb Apriyanto Ismail melaporkan telah terjadi keanehan pada mesin.
“(Penerbang) melaporkan suara aneh, diikuti warning lamp atau lampu peringatan (menyala) karena terjadi sesuatu yang tidak benar pada mesinnya. Dan lalu, mesin pesawat kehilangan tenaga (lost power),” ungkap Fadjar.
Melihat hal itu, pilot melapor akan melaksanakan eject atau loncat dari pesawat.