Berita Kotabaru

Atap Blok B dan F Pasar Kemakmuran Bocor, Kadiskoperdag Sebut Perencanaan Prematur

Kadiskoperdag Kotabaru Mahyudiansyah perencanaan bangunan pasar di tempati pedagang blok B dan F pasar Kemakmuran prematur.

Penulis: Herliansyah | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/herliansyah
Kadiskoperdag Kotabaru Mahyudiansyah menjelaskan terkait atap bocor di blok B dan F Pasar Kemakmuran. 

Editor : Hari Widodo

BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Pedagangan Kotabaru Mahyudiansyah mengatakan, perencanaan bangunan pasar di tempati pedagang blok B dan F pasar Kemakmuran prematur.

Pernyataan dikemukakan Mahyudiansyah beberapa hari tadi ditemui di ruang kerjanya, menyusul adanya persoalan dikeluhan pedagang.

Selain air rembesan menetes dari plafon, saat hujan deras cipratan air menggenang lantai bangunan di lantai dua pasar itu.

"Perencanaan itu (pasar) memang kuanggap prematur. Tapi kalau tidak ada perencanaan kita tidak bisa mendapatkan uang itu (pembangunan). Dan, memang perencanaan itu tidak ada uangnya," ujar Mahyudiansyah.

Rampung, Blok B dan F Pasar Kemakmuran Belum Bisa Ditempati, Kadiskoperdag Kotabaru Jelaskan ini

Listrik dan Keramik Terpasang, Pasar Kemakmuran Kotabaru Siap Ditempati

Sepi Pembeli Dirasa Pedagang Daging Pasar Kemakmuran Kotabaru karena Corona

Lanjut dia, menceritakan kronologi pembangunan pasar berawal di tahun 2019 ada anggaran Pemerintah Daerah Rp 25 miliar untuk pemeliharaan jembatan.

Sementara saat itu kebutuhan anggaran pembangunan pascakebakaran menghanguskan blok pasar sangat diperlukan.

"Waktu itu saya minta bisakah untuk pasar Rp 15 miliar. Selain minta ke Unlam menguji struktur apa yang bisa dipertahankan. Karena kalau benar-benar dibongkar sisa bangunan perkiraan satu tahun mengerjakan tidak selesai," jelas Mahyudiansyah.

Meminta ada pengujian dari Unlam yang secara akademis bisa dipertanggung jawabkan. Kemudian dilanjutkan dengan perencanaan yang anggarannya hanya tersedia sekitar Rp 70 juta.

"Membayar Unlam saja sudah Rp 30 juta atau berapa. Sisa Rp 30 juta. Seharusnya kalau bangunan Rp 13 miliar, berapa persen?," urai Mahyudiansyah.

"Jadi perencanaannya pun waktu itu siapa yang mau Rp 30 juta. Jadi minta tolong, jadi bahasa minta tolong menyelamatkan. Karena kan harus ada dokumen perencanaan dulu kan. Enda bisa kalau perencanaan di tahun itu juga, kemungkinan tidak ada akan selesai," sambung Mahyudiansyah.

Kendati demikian, sesuai syarat perencanaan Mahyudiansyah pun menganggapnya itu baik.

"Untungnya didampingi oleh TP4D. Kalau tidak habis semuaan begini," lanjut Mahyudiansyah sembari menunjukan gaya isyarat.

Saat pelaksanaan pembangunan sempat tiga kali CCO (Contract Change Order).

Awalnya atap bangunan hanya baja ringan dengan kontruksi taso, namun setelah dianalisa teknik dan komputer zona merah.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved