Berita Kotabaru
Limbah Plastik Jadi BBM Solar, Inovasi Pekerja Bangunan Warga Kotabaru Ini Didukung DLH Kotabaru
Widodo warga Desa Tegalrejo (Serongga) Kecamatan Kelumpang Hilir, Kotabaru, mampu menciftakan inovasi mengolah limbah plastik menjadi BBM solar
Penulis: Herliansyah | Editor: Syaiful Akhyar
Editor: Syaiful Akhyar
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Temuan baru Widodo, ternyata sangat menginspiratif masyarakat Kotabaru khususnya dan umumnya Kalimantan Selatan. Inspiratif itu tidak terlepas kesuksesannya menciptakan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
Cukup mengispiratif, dalam menghasilan literan cairan-cairan BBM, warga Desa Tegalrejo (Serongga), Kecamatan Kelumpang Hilir, Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan ini hanya memanfaatkan sampah-sampah plastik.
Bahkan bukan sakadar temuan baru, BBM jenis solar hasil buah karya Widodo itu patut mendapat perhatian pemerintah. Tidak kecuali, hasil BBM diciptakan Widodo ini pun bisa adopsi untuk kebutuhan BBM secara mandiri.
Hasil pembuatan BBM dari pemanfaatan sampah plastik baik lunak (kantong kresek) maupun semua jenis plastik keras, dianggap berhasil setelah melalui proses uji coba dilakukan secara mandiri.
• Penyanyi Bersuara Merdu dari Banjarmasin Ini Bisnis Kuliner Secara Online
• Pencairan Dana Insentif Tenaga Kesehatan Covid-19 di Banjarbaru Tunggu Verifikasi
• Baznas Banjarmasin Akan Bedah Dua Rumah Duafa
• Awal Juli 2020 Pajak Hotel Kembali Diberlakukan, Sempat Dibebaskan sejak April Hingga Juni 2020
"Alhamdulillah sukses. Saya coba gunakan untuk mesin dongfeng, ternyata bisa. Dan, sampai sekarang (BBM) masih saya gunakan membantu pekerjaan saya. Saya bekerja sebagai pekerja bangunan. Perlu mesin dongfeng untuk menggerakan molen (pengaduk semen)," tutur Widodo dalam wancaranya kepada banjarmasinpost.co.id, Rabu (22/7/2020).
Diakui Widodo, bisa membuat sendiri BBM dari pemanfaatan sampah plastik. Tidak terlepas dari bantuan pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotabaru yang memfasilitasi pembelian alat hasil dari idenya.
Dengan tujuan, selain BBM bisa digunakan sendiri (bukan komersil). Membantu efektivitas dan efisiensinya operasionalnya sebagai pekerja bangunan. Tujuan lainnya, membantu program pemerintah upaya melakukan pengurangan sampah plastik.
"Selain BBM-nya bisa dipakai membantu pekerjaan. Tapi, juga untuk mengurangi sampah-sampah plastik," ucap Widodo.
Pembuatan BBM untuk efisien biaya operasional sebagai pekerja bangunan yang dikembangkannya sekitar tiga bulan lalu, lanjut Widodo, bahan baku plastik dicarikan dan dikumpulkan sendiri.
Sedangkan untuk proses pembuatan BBM atau disebut Pirolisis, menggunakan alat atau tungku pembakaran. Dimulai dari pengumpulan plastik baik jenis lemah atau keras.
Pembakaran dilakukan dengan suhu 300 derajat untuk satu jam pertama.
"Setelah minyak keluar, kemudian dilanjutkan standar empat jam. Suhu derajat boleh diturunkan," ujar Widodo.
Seyogyanya untuk hasil yang bagus, cairan minyak tidak berwarna hitam. Lanjut Widodo, setelah satu jam pertama (300 derajat), suhu panas bisa diturunkan di angka 250 atau 200 derajat.
"Kalau sabar di 200, 250 itu tetap mengalir (keluar minyak) dan hasilnya semakin bening. Kalau suhunya terus dipanasin memang cepat habisnya, tapi hasilnya hitam," jelasnya.
