Berita Banjarmasin

Gembok Makam Raja Banjar di Banjarmasin Kembali Dibuka

Gembok yang mengunci makam Sultan Suriansyah dibuka pejabat Pemko Banjarmasin disaksikan dua pihak yang bersengketa dan pengelolaannya diatur bergilir

Penulis: Frans Rumbon | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/FRANS RUMBON
Masyarakat sedang berziarah di makam Sultan Suriansyah, Jalan Kuin Utara, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel ), Sabtu (15/8/2020). 

Editor: Alpri Widianjono

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Sempat ditutup beberapa waktu, akhirnya makam Sultan Suriansyah di Jalan Kuin Utara, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel ), kembali dibuka, Jumat (14/8/2020) pagi.

Seperti diketahui, makam Sultan Suriansyah sempat ditutup karena adanya dualisme kepengurusan atau pengelola.

Ada dua kelompok yang saat ini sama-sama mengklaim sebagai zuriah sehingga lebih berhak untuk menjadi pengelola makam Sultan Suriansyah.

Sambil menunggu kedua pihak melakukan pembuktian sebagai yang lebih berhak menjadi pengelola, Pemko Banjarmasin belum lama tadi memutuskan untuk membuka kembali gembok Raja Banjar pertama yang memeluk Islam ini.

Gembok makam secara simbolis dibuka Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdako Banjarmasin, Doyo Pujadi, tepat pukul 09.00 Wita. Turut disaksikan kedua belah pihak pengelola yang sama-sama punya klaim.

Makam Sultan Suriansyah Digembok, Ini Kebijakan Pemko Banjarmasin

Saling Klaim Pengelola Makam Sultan Suriansyah, Pemko Banjarmasin Minta Begini

Pemko Banjarmasin Mediasi Polemik Kepengurusan Makam Sultan Suriansyah

Kepengurusan Makam Sultan Suriansyah Berpolemik, Pemko Turun Tangan dan Bentuk Timsus

Menurut Doyo, dibukanya makam Sultan Suriansyah ini sebagai bukti keseriusan pemko dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

Untuk sementara waktu, pengelolaan makam akan dijalankan secara bergantian oleh kedua belah pihak yang saling mengklaim dan dikoordinasi oleh Pemerintah Kota. "Pengelolaan makam diatur bergantian harinya," ujar Doyo.

Nantinya, kedua pihak akan dikumpulkan kembali, bersama instansi terkait lainnya untuk melakukan evaluasi tata cara pengelolaan yang dijalankan secara bergantian. "Misalnya cara itu lancar, maka kami lanjutkan. Tapi misalnya ada masalah akan dirundingkan lagi cara lain," tambah Doyo.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banjarmasin, Ehsan El Haque, mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada tim pengelola sementara.

Namun yang pasti, pihaknya tidak mau terlibat dengan dualisme kepengurusan itu dan tetap menyalurkan bantuan insentif kepada tiga orang petugas yang menjaga cagar budaya tersebut, masing-masing sebesar Rp 1,6 juta per bulan.

"Kami tidak terlibat dengan konflik itu. Petugas jaga malam dan kebersihan, tetap kami beri insentif per bulannya," ucapnya.

Sekedar diketahui, sejak munculnya dua kepengurusan atau pengelola, lingkungan makam Sultan Suriansyah ditutup. Para peziarah pun tidak bisa masuk.

(Banjarmasinpost.co.id/Frans Rumbon)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved