Berita Tapin

Akun Dirut RSUD Datu Sanggul Rantau Kalsel Viral, Ini Penyebabnya

Dirut RSUD Datu Sanggul Rantau, Kalsel, H Milhan, menulis status keresahan publik terkait wabah Covid-19 sebagai bahan informasi kepada publik.

Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUKHTAR WAHID
H Milhan, Direktur RSUD Datu Sanggul, Kota Rantau, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. 

Editor: Alpri Widianjono

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Keberadaan media sosial di tangan yang tepat, sangat berpotensi mencerdaskan dan pencerahan bagi penggunanya.

Satu di antaranya adalah akun media sosial milik H Milhan, Direktur Utama RSUD Datu Sanggul, Rantau, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan.

Status media sosial akun Milhan Milhan Milhan mendadak viral di grup Team Rescue Tapin, Minggu (25/10/2020).

Itu unggahan statusnya tentang informasi yang berkaitan dengan keresahan publik terhadap wabah virus corona atau Covid-19.

Kemudian, tindakan pelayanan di fasilitas kesehatan dan rumah sakit yang memperlakukan pasien sebagai tersangka penderita Covid-19.

H Milhan yang dikonfirmasi reporter Banjarmasinpost.co.id, Minggu (25/10/2020) membenarkan menulis status itu sebagai bahan informasi kepada warganet.

Baca juga: VIDEO Pengadaan Air Bersih untuk Kawasan Baru RSUD Datu Sanggul Kabupaten Tapin

Baca juga: RSUD Datu Sanggul Siapkan Ruangan Uji Sampel Swab

Baca juga: BTalk Bersama Bupati Tapin: Kawasan RSUD Datu Sanggul Rantau Dongkrak Ekonomi

Baca juga: Gerakan Kewirausahaan Nasional Indonesia Bantu APD ke RSUD Datu Sanggul

Baca juga: Bupati Tapin Tinjau Lahan Pembangunan Gedung Baru RSUD Datu Sanggul Rantau, Rencanakan Tambah 10 Ha

Baca juga: VIDEO RSUD Baru Datu Sanggul di Tapin Dirancang Bertipe B

Informasi itu, sengaja ditulisnya sebagai pencerahan, sebab di televisi atau di daerah lain ada yang menduga rumah sakit meng-covidkan.

Informasi yang ditulis H Milhan di media sosial jejaring facebook itu mendapat banyak komentar warganet. Termasuk yang menyukainya. 

"Makasih, dokter, sudah hadir ditengah masyarakat untuk berkenan mendengar keluh kesah kami," tulis Akun Muhammad Nafarin.

Berikut ini informasi penting yang ditulis H Milhan. "Mohon izin sekedar menyampaikan informasi. Sebagian masyarakat ada yg menyangka petugas kesehatan atau fasilitas kesehatan mengcovidkan pasien. Padahal jelas di pedoman Kementerian Kesehatan terbaru utk penanganan covid revisi-5 disebutkan bahwa pasien probable/suspek yg meninggal dan belum ada hasil laboratorium PCR (hasil swab belum ada), maka penatalaksanaannya sesuai penatalaksanaan Covid19" (screenshoot pedomannya terlampir).

"Pasien Probable adalah Kasus suspek (yg kemungkinan ke arah dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) Berat/ARDS (gejala pernafasan akut)/meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR. (Screenshoot terlampir)."

"Tenaga kesehatan (nakes) dan fasilitas kesehatan (faskes) tentu tidak mengada2 jika 136 dokter meninggal terkonfirmasi hasil lab positif covid19. Belum lagi brp bnyak perawat dan nakes lainnya meninggal karena covid19."

"Memang pasien2 yg meninggal kebanyakan karena komorbid (penyakit penyerta yg sudah ada) kemudian terinfeksi covid19 sehingga penyakitnya tambah parah dan meninggal. Mungkin dari pihak nakes kurang menjelaskan ttg komorbid ini atau pihak keluarga juga belum begitu paham."

"Dan yg paling sering salah paham adalah pada pasien probable yg meninggal seperti dijelaskan di atas. Kasus probable meninggal memang penatalaksanaan mayat dengan protokol covid19 supaya tidak menularkan ke masyarakat sekitar. Semoga covid19 makin bisa dikendalikan dan bisa berlalu."

(Banjarmasinpost.co.id/Mukhtar Wahid)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved