Sport
Terapis Jangan Kabur Saat Atlet Kalsel Memerlukan di PON XX Papua
Sebanyak 112 pelatih dan terapis jalani pelatihan tenaga keolahragaan dan terapis olahraga yang diselenggarakan Dispora Kalsel di Banjarmasin.
Penulis: Khairil Rahim | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Sebanyak 112 pelatih dan terapis di Provinsi Kalimantan Selatan mendapatkan ilmu tambahan.
Mereka mengikuti Pelatihan Peningkatan Mutu Tenaga Keolahragaan Pelatihan Pelatih dan Terapis Olahraga yang di gelar Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalsel 26-28 Oktober 2020 di Calamus Rattan Inn, Banjarmasin.
Para peserta terdiri dari pelatih perwakilan pengurus provinsi cabang olahraga, PPLP/PPLPD, JPOK Universitas Lambung Mangkurat (ULM), perwakilan BKOM dan Perwakilan Dispora Kalsel.
Kepala Dispora Kalsel, Hermansyah, mengatakan dapat meningkatkan para SDM pelatih fisik, terapis yang andal dimasa akan datang.
"Sehingga ini bisa diharapkan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengenai teknik dasar dan penyusunan program kepelatihan," kata dia.
Sementara ketua pelaksana, M Fitri Hernadi, menambahkan, kegiatan ini diisi narasumber yang kompeten dibidangnya yakni Tri Irinato MKes dari JPOK ULM, Dwi Handoko dan tim owrkumpulan pelatih fisik Indonesia.
Baca juga: VIDEO Lahap Lima Ujian Praktek, Pelatih Pencak Silat Ini Menjadi yangTerbaik
Baca juga: VIDEO Pelatihan Pelatih Fisik Level I Nasional di Banjarbaru, Diikuti 90 Peserta
Baca juga: Masih Cedera, Rekrutan Baru Barito Putera Ini Diistirahatkan Saat Uji Coba, Danilo Sekulic Diterapi
Baca juga: Akhmad Redhaian Fisioterapis Juga Tukang Urut Tim Martapura FC, Bahagia Bila Pemain Sembuh Cedera
Baca juga: Kisah Dayan, Fisioterapis Barito Putera, Sedih Kalau Pemain Tak Sembuh dari Cedera
"Kegiatan ini bersifat positif sehingga diharapkan para peserta untuk bisa menyimak kegiatan dengan baik," ujar dia.
Waka Binpres Podsi Kalsel, Deddy Achdiyat, mengatakan, merupakan keinginan yang sangat lama oleh para pelatih untuk meningkatkan ilmu kepelatihannya.
Disamping itu, Deddy berharap, peran terapis bagi atlet sangat diperlukan. Tidak hanya saat pelaksanaan ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) saja, bisa juga kejuaraan lain.
"Peran terapis sangat diperlukan saat latihan jadi tidak hanya saat kejuaraan saja. Sebab disaat atket mengeluhkan sakit terapis bisa memberikan tindak knjut sehingga cedera yang dialami tidak terlalu parah," sebut dia.
Ditambahkan, Deddy, terapis yang disiapkan di ajang PON XX Papua 2021 nanti agar benar-benar bekerja dan mengabdi bagi daerah. Pelaksanaan PON tidak hanya sekedar ajang jalan-jalan, tapi juga membantu dalam hal kesehatan atlet.
"Pengalaman kami dua kali PON, terapis memilih kabur karena atlet dayung bertanding jauh dari keramaian ibu kota atau 6 jam dari kota. Ketika bertanding, terapis merasa kesepian, sehingga memilih meninggalkan atle. Ketika ditanya, kotanya sepi. Ini menjadi dilema bagi kami," tambah Deddy.
Terapis yang diterjunkan juga hendaknya yang berpengalaman. Tidak hanya terapis muda atau mahasiswa.
"Kalau yang muda atau mahasiswa takutnya nanti kabur lagi seperti dua kali PON sebelumnya. Apalagi, PON kali ini di Papua daerah yang sangat jauh," jelas dia.
(Banjarmasin post.co.id/Khairil Rahim)
