Penanganan Covid 19
Tim Pakar ULM: Agar Tak Bias, Peta Zonasi Risiko Harus Didukung Kecukupan Sampel Tes PCR
Ia menilai persoalan utama dalam penggambaran kondisi pandemi Covid-19 di tiap-tiap daerah adalah lemahnya testing Covid-19.
Penulis: Achmad Maudhody | Editor: Eka Dinayanti
Akibatnya tentu saja laju tambahan kasus baru di daerah tersebut cenderung menurun sehingga peta zonasi risiko bisa menjadi bias.
Sejumlah daerah yang mengalami penurunan kasus baru secara signifikan akibat turunnya tes PCR diikuti dengan angka positive rate yang sangat tinggi.
Bahkan ada daerah dengan positive rate di atas 40 persen.
Padahal menurut stadnar WHO, pandemi baru dikatakan terkendali jika positive rate berada pada level 5 persen atau di bawahnya selama 2 minggu berturut-turut dengan persyaratan kecukupan jumlah sampel sebesar 1/1000 penduduk.
Untuk penurunan kasus baru dan pengendalian pandemi Covid-19, maka yang diperlukan adalah peningkatan tes PCR terhadap penduduk hingga memenuhi syarat WHO dan dilakukan secara konsisten.
Pada tahap awal, langkah ini berpotensi mendorong lonjakan kasus karena menyebabkan semakin banyaknya penduduk yang terdeteksi terinfeksi virus Corona.
Namun dengan data yang semakin valid, Peta Zonasi Resiko lebih mendekati kondisi riil sehingga akan sangat berguna dalam kebijakan memangkas angka pertumbuhan kasus baru ke depannya.
(Banjarmasinpost.co.id/Achmad Maudhody)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/20201122ulm-untuk-bpost-anggota-ti.jpg)