Berita HSS

Anggota Dewan HSS Kritik Semrawutnya Kawasan Masjid Ibrahim Daha Utara

Anggota DPRD Muhazerrahman mengkritik semrawutnya kawasan Masjid Ibrahim di Desa Sungai Mandala, Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Penulis: Hanani | Editor: Eka Dinayanti
diskominfo hss
ANggota DPRD HSS saat menghadiri rapat penyampaian pendapat akhir fraksi terhadap dua raperda menjadi Perda HSS, Rabu (16/12/2020). 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN - Anggota DPRD Muhazerrahman mengkritik semrawutnya kawasan Masjid Ibrahim di Desa Sungai Mandala, Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Kawasan depan masjid itu dipadati pedagang kaki lima yang menjual berbagai jenis makanan, sehingga mirip seperti pasar.

Akibatnya, sering terjadi kemacetan di sekitar jalan dekat jembatan Andi Tajang tersebut.

“Kami sebagai anggota dewan meminta, pemerintah bisa mengatur kembali kawasan depan masjid Ibarhim itu agar kembali tertib dan rapi,” kata Muhazerrahman, selesai menjadi juru bicara penyampaian pendapat akhir fraksi di DPRD HSS, Rabu (16/12/2020).

Baca juga: Rumah Mewah Lina Dijual Teddy, Sule Juga Ungkap Soal Mobil, Suami Nathalie: Hati-hati

Baca juga: Vaksinasi Belum Bisa Dilakukan Meski Vaksin Covid-19 Digratiskan, Inilah Penjelasan Pemerintah

Baca juga: Segera Login di Kemnaker.go.id, BSU Kemnaker atau BLT BPJS Ketenagakerjaan Termin II Cair

Selain mengkritik soal kawasan masjid yang menjadi kumuh akibat ramainya pedagang makanan, dia pun meminta Pemkab HSS memperbaiki jalan di Desa Muning, yang kondisinya kini kian rusak parah.

Jalan di Desa Muning masuk jalan provinsi, perbaikannya menjadi kewenangan Pemprov Kalsel.
Namun Muhazer tetap meminta Pemkab mengupayakan perbaikan jalan tersebut.

“Pemerintah harus bisa mengatasi masalah ini,” katanya.

Terkait semrawutnya kawasan Masjid Ibrahim, di Daha Utara, Wakil Bupati HSS Syamsuri Arsyad mengatakan, untuk penertiban pihaknya segera berkoordinasi dengan Satpol PP.

Namun, solusi ke depannya, Pemkab HSS sudah merencanakan relokasi pedagang ke suatu tempat, jika disetujui Kementerian PUPR.

“Memang terkesan semrawut, karena di dekat masjid itu ada warga kita yang berjualan. Di sana juga ada aktivitas santri di Ponpes Al IKhlas selain aktivitas di masjid. Mungkin menurut hemat mereka di sana tempat strategis berjualan. Namun, ada beberapa jenis dagangan yang mestinya tidak ada di sana. Seperti pedagang ayam, harusnya kan masuk pasar,” kata Wabup HSS Syamsuri.

Pemkab HSS, kata Syamsuri sependapat perlu dilakukan relokasi demi kenyamanan bersama, baik pedagang maupun pihak lainnya di sekitar tersebut.

Termasuk untuk kelancaran arus lalu lintas.

Wilayah Daha memang memiliki penduduk cukup padat dengan aktivitas warga yang cukup ramai hingga malam hari.

Mengenai jalan Muning, pihaknya sudah berupaya menyampaikan ke Pemprov Kalsel, melalui Dinas PUTR.
“Kalau buma menambal-nambal, bisa dilakukan Pemkab. Tapi kalau sudah perbaikan dengan dana yang besar, secara aturan menjadi wewenang Pemprov Kalsel,” katanya.

Ela, salah satu warga setempat mengatakan, tiap sore terjadi kemacetan, karena di sana menjadi pusat jajanan warga.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved