SKB 4 Menteri
Pembelajaran Tatap Muka Dimulai, Guru PAUD Hingga SD dan SLB Jadi Prioritas Vaksinasi Covid-19
Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, guru atau pendidik dan tenaga kependidikan menjadi prioritas vaksinasi covid-19 untuk akselerasi PTM
Editor : Anjar Wulandari
BANJARMASINPOST.CO.ID - Pembelajaran Tatap Muka ( PTM) mulai diterapkan, seiring dengan terbitnya Surat Keputusan Bersama ( SKB) 4 menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, Selasa (30/3/2021).
Meski diberlakukan sejak SKB 4 Menteri terbit, namun aturan ini diterapkan setelah seluruh guru atau pendidik dan tenaga kependidikan selesai divaksin covid-19. Paling lambat mulai tahun ajaran baru Juli 2021 nanti semua sekolah menerapkan PTM.
Untuk itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, guru atau pendidik dan tenaga kependidikan menjadi prioritas vaksinasi covid-19.
Baca juga: Mendikbud Nadiem Makarim: Pembelajaran Tatap Muka Dimulai Sejak SKB 4 Menteri Terbit
Baca juga: Wali Kota Pariaman Tak Takut Sanksi usai Tolak SKB 3 Menteri, Nilai Menjauhkan Agama dengan Sekolah
Vaksinasi Covid-19 terhadap pendidik dan tenaga kependidikan ini diberikan berdasarkan tingkat kesulitan melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ), dan yang mempunyai potensi ketinggalan pembelajaran paling besar.
PAUD dan SD termasuk diprioritaskan karena memenuhi syarat tersebut.
"Makanya saat vaksinnya sudah tiba kami selalu memprioritaskan yang paling muda dulu (PAUD/SD/SLB/sederajat) karena paling sulit melakukan tatap muka," kata Nadiem di acara Pengumuman Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, Selasa (30/3/2021).
Setelah itu, kata dia, baru diberikan untuk tahap dua yang meliputi SMP, SMA, SMK dan tahap tiga yaitu pendidikan tinggi.
Nadiem memastikan vaksinasi diberikan untuk seluruh jenjang baik di institusi negeri maupun swasta, formal maupun nonformal, termasuk pendidikan keagamaan.
Seluruh rencana vaksinasi terhadap pendidik dan tenaga kependidikan itu, kata dia, diharapkan selesai pada akhir Juni 2021.
"Kami menargetkan vaksinasi dosis pertama jenjang yang lebih muda (PAUD/SD/SLB) paling lambat akhir minggu kedua Mei 2021. Untuk SMP/SMA/SMK paling lambat akhir minggu keempat Mei 2021, dan pendidikan tinggi paling lambat Juli 2021," kata Nadiem.
Nadiem menyebutkan, hal tersebut merupakan target yang tidak mudah dicapai.
Namun pihaknya menginginkan target yang aspirasional agar bisa memastikan bahwa bulan Juli hampir semua sekolah bisa melakukan pembelajaran tatap muka secara terbatas.
"Jadi itu adalah komitmen dan target dari pemerintah pusat untuk memprioritaskan vaksin bagi tenaga pendidik dan tenaga pendidik dan juga memastikan bahwa bulan Juli semua guru-guru dan tenaga pendidik sudah divaksin," kata dia.
Lebih lanjut Nadiem mengatakan, vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan menjadi salah satu prioritas negara dalam upaya akselerasi pembelajaran tatap muka.
Baca juga: Ujian Sekolah Berjalan Lancar, Siswa SMAN 1 Martapura Mulai Sibuk Daftar UTBK
Baca juga: Sekolah di Tabalong Bisa Diizinkan Gelar Pembelajaran Tatap Muka Setelah Lolos Verifikasi
Oleh karena itu pihaknya pun mendorong pemerintah daerah untuk memastikan bahwa guru menjadi prioritas utama sasaran vaksinasi untuk pendidik dan tenaga kependidikan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/salah-satu-smp-di-banjarmasin-yang-menjalankan-simul-erapa-waktu-lalu.jpg)