Babi Ngepet Depok
Tuduh Tetangga Pengangguran Tapi Banyak Uang, Wati Diusir dari Kampung Usai Insiden Babi Ngepet
Nasib Wati usai menuduh tetangganya melakukan ritual pesugihan lantaran menganggur tapi banyak uang jadi bumerang. Kini Wati diusir dari Kampung
Editor : Anjar Wulandari
BANJARMASINPOST.CO.ID - Mulutmu harimaumu, peribahasa itu tampaknya pas menggambarkan kondisi Wati warga Kampung Baru Desa Ragajaya, Depok.
Perempuan itu dianggap mempermalukan warga, lantaran komentarnya pascaisu babi ngepet di Depok belum lama ini.
Ya, disamping kabar penangkapan babi ngepet di Depok, yang ternyata adalah settingan seorang oknum pemuka agama setempat, kisah Wati juga menarik perhatian.
Wanita itu menuduh tetangganya melakukan ritual pesugihan lantaran menganggur tapi banyak uang.
Baca juga: Peristiwa Babi Ngepet Depok Dinyinyiri Komika Bintang Emon: Banyakin Tabayun
Baca juga: Viral Babi Ngepet di Depok, Raditya Dika Beri Sindiran Menohok: Jaman Udah Berubah
Seperti yang diketahui, isu perihal babi ngepet di Depok bikin geger. Tapi setelah polisi turun tangan, ternyata diketahui itu hanya rekayasa seorang ustaz bernama Adam Ibrahim (44).
Tabiat Adam ketahuan, kini giliran Wati yang ikut jadi bulan-bulanan khalayak.
Hal itu lantaran di tengah-tengah isu babi ngepet di Depok, salah seorang warga Kampung Baru Desa Ragajaya bernama Wati malah membuat asumsi sendiri.
Wati menuding tetangganya melakukan ritual pesugihan lantaran terlihat kaya raya padahal tidak bekerja.
"Dari kemarin saya sudah pantau pak. Orang ini dia berumah tangga, dia nganggur, tapi uangnya banyak. Saya sudah lewat rumahnya, sudah saya lemparin sesuatu di depan rumah biar ketahuan," ujar ibu Wati dalam potongan videonya yang viral.
Tentu saja tudingan tak berdasar yang dilancarkan Wati sontak menjadi ramai diperbincangkan.
Hingga akhirnya, warga Kampung Baru Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pun bertindak.
Warga di sekitar tempat tinggal Wati mengaku malu atas kejadian yang dilakukan perempuan tersebut.
Akhirnya, warga sekampung meminta Wati untuk pindah dari rumah kontrakannya karena dianggap telah membuat malu dan mencemarkan nama baik wilayah tersebut.

Ketua RW 10, Syarif Nurzaman, mengatakan, warga sekitar lah yang mendesak ibu Wati untuk angkat kaki dari rumah kontrakannya yang berwarna hijau pada Kamis (29/4/2021).