Berita Tanahlaut

VIDEO Penggunaan Implan 1 Batang Dilaunching Kepala BKKBN RI di Kabupaten Tala

Pemasangan implan 1 batang dilakukan POGI Kalsel di Desa Kampung Baru, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tala, disaksikan Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/ROY
Kepala BKKBN Republik Indonesia, Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, SpOG(K), didampingi Bupati Tanah Laut (Tala), HM Sukamta, pada pencanangan penggunaan implan 1 (satu) batang di Desa Kampung Baru, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tala, Provinsi Kallimantan Selatan, Kamis (17/6/2021). 

Angka kelahiran remaja umur 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR 15-19) masih tinggi, yaitu 31,9 per 1000 WUS 15 -19 tahun dari target yang diharapkan adalah 25.

Sedangkan untuk Provinsi Kalimantan Selatan, ASFR 15-19 tahun masih tinggi, yaitu 30,7 per 1000 WUS 15 -19 tahun.

Namun demikian, Indikator Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) telah berhasil mencapai nilai 53,94 (dari skala 0-100) dan telah melebihi target yang ditetapkan untuk tahun 2020, yaitu sebesar 53,57. Capaian iBangga untuk Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu 54,95.

Usia Kawin Pertama Perempuan (MUKP) seluruh wanita umur 25-49 yaitu 20,7 dimana lebih rendah dari target 21,9. Sedangkan capaian MUKP provinsi Kalimantan Selatan yaitu 19,6

Disadari, masih banyak yang harus segera dibenahi dan perlu upaya yang lebih keras lagi untuk mencapai sasaran strategis sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2020–2024.

Karenanya, BKKBN terus berupaya melakukan akselerasi, inovasi program dan kolaborasi yang mengadopsi pendekatan penta helix dengan melibatkan unsur pemerintah, masyarakat, akademisi, pengusaha dan media.

Telah diputuskan dalam rapat kabinet terbatas (25 Januari 2021), BKKBN akan menjadi ketua pelaksana dalam penanganan penurunan Stunting untuk mencapai target tahun 2024, yaitu 14 persen. 

Prevalensi Stunting di Indonesia masih berada pada angka 27,67 persen (SSGBI 2019) dan untuk prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu 31,75 persen.

Wilayah tertinggi berturut–turut, yaitu di Kabupaten Balangan 52,10 persen, Kabupaten Tabalong 44,51 persen, dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan 42.06 persen. 

Penurunan prevalensi Stunting dari 27,67 persen menjadi 14 persen dalam waktu tiga tahun bukan angka yang mudah untuk dicapai.

Tapi, bila dilapangan dikelola dengan manajemen yang baik, bekerja sama dan kolaborasi maka diharapkan target dapat dicapai.

Pengelolaan penurunan stunting harus mendapatkan perhatian yang serius dari semua pihak dan dukungan dari Kementerian/Lembaga terkait serta dukungan penuh dari pemerintah daerah.

BKKBN juga telah merancang 10 pokok perubahan untuk memastikan percepatan penurunan stunting dapat berjalan cepat, tepat, dan efektif efisien.

Implementasinya melalui pendataan Keluarga Resiko Tinggi (Risti) Stunting (melalui PK dan Update melalui SIGA), pendampingan seluruh Keluarga Risti Stunting (oleh PKB/PLKB, PPKBD/Sub.PPKBD/Kader).

Lalu, penapisan keluarga terhadap penggunaan dan kepemilikan sarana jamban dan air bersih, penapisan keluarga terhadap penggunaan dan kepemilikan saranan rumah sehat.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved