Wabah Covid 19

Kisah Mengenaskan Pasien Covid-19 Ditolak 10 Rumah Sakit dan Daftar Zona Merah Virus Corona Terbaru

Ada banyak kisah pilu dan mengenaskan saat suasana Pandemi Covid-19. Diantaranya, cerita pasien Covid-19 atau corona pernah ditolak 10 rumah sakit.

Editor: Royan Naimi
SHUTTERSTOCK/Halfpoint
Ilustrasi penanganan pasien Covid-19 yang membutuhkan ventilator, umumnya menunjukkan gejala delirium. Gejala delirium Covid-19 menyebabkan hilang kesadaran, pasien umumnya datang ke IGD sambil mengigau, hilang fokus. Kebanyakan ditemukan pada pasien dewasa yang lebih tua, dengan rata-rata usia di atas 70 tahun. 

Saking sepinya, mereka punya waktu untuk memisahkan IGD khusus Covid-19 dan non-Covid-19.

Tujuh ranjang khusus Covid-19 tak pernah terisi penuh. Tiap shift kerja tujuh jam, paling hanya ada 2-3 pasien baru, malah kadang tak ada pasien, kata Rizal.

"Setelah surge Januari-Februari, kami lumayan lengang selama empat bulan. Sekarang, pasien baru IGD per shift bisa lebih dari lima," tutur Rizal.

Baca juga: UPDATE Covid 19 Kalsel: Meninggal 1, Penambahan Positif 77 Orang, Sembuh 87

"Sekarang ada 24 pasien stagnan enggak bisa naik rawat inap, ICU, atau HCU karena full. Jadi, mau enggak mau, ya, di IGD. Kemarin sempat sampai 30 pasien, ada beberapa yang harus nunggu sambil duduk di IGD karena bed IGD terisi semua," ujar dia.

Selain tidak kebagian tempat tidur, ada pula pasien yang tak kebagian sentral oksigen karena semuanya sudah habis terpakai. Akhirnya mereka memakai tabung oksigen.

Ilustrasi virus corona, SARS-CoV-2, Covid-19. Analisis data urutan genom publik dari virus corona, SARS-CoV-2 tidak menemukan bukti Virus Corona dibuat di laboratorium.
Ilustrasi virus corona, SARS-CoV-2, Covid-19. Analisis data urutan genom publik dari virus corona, SARS-CoV-2 tidak menemukan bukti Virus Corona dibuat di laboratorium. (SHUTTERSTOCK)

Pasien Covid-19 Ditolak 10 Rumah Sakit

Rizal bercerita, RS UI tidak pernah menolak pasien. Dari sejumlah pasien yang datang ke sana, banyak di antaranya sudah datang ke RS lain terlebih dahulu, tetapi ditolak.

"Pasien yang datang ke RS UI mostly udah ditolak RS-RS lain, bahkan ada yang sampai ditolak 10 RS karena full," kata Rizal.

Lantaran RS UI tak pernah menolak pasien, sudah tentu ada konsekuensi yang dihadapi.

Pasien membeludak, tempat tidur terisi seluruhnya, tak ada lagi tempat untuk menampung pasien.

"Jadi ya kami edukasi pasien. Kalau mau ke IGD kami, konsekuensinya harus duduk dan pasti enggak nyaman, enggak tahu juga kapan dapat bed atau kamar. Belum lagi kalau sesak, oksigen belum tentu ada," tutur Rizal.

"Tapi kadang-kadang malah disalahartikan sama pasien, seolah-olah kami enggak mau terima pasien, padahal kondisinya begitu,” tuturnya.

Baca juga: Kabarkan Terpapar Covid-19, Indro Warkop Dapat Doa dari Tora Sudiro, Ridwan Kamil dan Sophia Latjuba

Tenaga Kesehatan Kurang

Membeludaknya pasien di RS UI bisa menimbulkan efek ganda.

Rumah sakit kekurangan tenaga kesehatan (nakes) yang melayani pasien, meski jumlah nakes sudah ditambah.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved