Terbatasnya Belajar pada PTM Terbatas

Interaksi yang diharapkan dalam proses pembelajaran bukan sekadar saling berbalas salam, namun menurut Garrison dan Cleveland-Innes (2005) lebih pada kegiatan menanyakan hal-hal yang belum dipahami atau kurang dipahami, mengkonfirmasi hal-hal yang dianggap telah dipahami dan membuktikan keterampilan yang telah dikuasai melalui unjuk kerja.

Pendidik harus memastikan bahwa peserta didik memahami informasi yang diberikan secara benar serta menguasai keterampilan sesuai dengan yang diharapkan. Pendidik harus meminta peserta didik satu per satu untuk menjelaskan kembali konten pembelajaran yang telah diberikan atau memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk menanyakan dan mengkonfirmasi hal-hal yang belum dipahami dan sudah dipahaminya.

Interaksi Pembelajaran
Seiring dengan gencarnya program vaksinasi, kekebalan imunitas kelompok (herd immunity) pun perlahan terbentuk. Masa-masa kritis akibat covid-19 secara perlahan akan terlewati. Meskipun demikian, proses pembelajaran pasca Covid-19 tidak lagi akan sama seperti sebelumnya. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi selama masa pandemi ini sangat cepat dan jauh melampaui perkiraan.

Teknologi informasi dan komunikasi yang dikembangkan dengan berpusat pada manusia (human-centered technology) tentu memudahkan, namun kebutuhan untuk berinteraksi antar sesama tidak bisa dihilangkan atau dihindari.

Oleh karena itu, entah pembelajaran dilakukan secara tatap muka langsung (luring), entah dilakukan secara jarak jauh dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi (daring), entah dilakukan secara kombinasi (blended), interaksi pembelajaran yang aktif dan bermakna antara pendidik dan peserta didik tetap esensial dan urgen bagi terciptanya proses dan hasil pembelajaran yang berkualitas. Wallahu a’lamu bisshawab. (*)