Harga Bitcoin
Harga Bitcoin Hari Ini Terpuruk, Analis Sebut Grafik Jelek dan Turun ke Level 31.000 US$ Akibat
Harga Bitcoin kembali di dekat US$ 31.000 pada Senin (19 Juli), setelah sempat menembus level US$ 32.000 di Minggu (18 Juli)
BANJARMASINPOST.CO.ID - Harga bitcoin hari ini kembali terpuruk. Sempat tembus di harga US $ 32.000, hari ini terjun di level US$ 31.000.
Bitcoin sempat cerah terdorong langkah Bank of America menyetujui perdagangan Bitcoin berjangka untuk beberapa klien.
Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Senin sempat menyentuh posisi US$ 31.150,41, sebelum naik ke US$ 31.781,18 pada pukul 13.49 WIB atau turun tipis 0,33% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Menurut Edward Moya, analis pasar senior di Oanda, sebelumnya harga kripto terbesar di dunia berdasarkan nilai pasar mendapat dukungan dari Bank of America yang menyetujui perdagangan bitcoin berjangka untuk beberapa klien.
Baca juga: Harga Bitcoin Hari Ini Masih Bertengger di US$32.185, Imbas Tambang Kripto China Bertumbangan
Baca juga: Kalsel Tawarkan Sejumlah Proyek Infrastruktur ke Investor Korea
“Ini adalah komitmen besar untuk bank terbesar kedua di Amerika dan menandakan minat dalam perdagangan mata uang kripto akan tetap ada,” kata Moya kepada CoinDesk melalui e-mail.
"Di Wall Street, jika satu bank melihat peluang dalam melakukan sesuatu yang berisiko, sisanya akan dengan mudah membenarkan hal itu," ujar dia.

Dikutip kontan.co.id, Analis menyebutkan, harga Bitcoin mungkin bersiap untuk penembusan harga, bisa lebih tinggi atau lebih rendah, setelah diperdagangkan dalam kisaran antara US$ 30.000 dan US$ 40.000 selama delapan minggu terakhir.
Kekhawatiran besar adalah penurunan di bawah level psikologis US$ 30.000 yang mungkin memicu penjualan tambahan karena pedagang opsi melihat ke posisi persegi.
“Ada langkah besar yang akan datang,” tulis analis blockchain William Clemente III di buletin Anthony Pompliano. "Secara teoritis, kita bisa melihat langkah besar ini dalam beberapa hari ke depan tetapi bisa memakan waktu hingga tiga minggu penuh”.
Penembusan terlihat lebih cenderung ke sisi negatif, berdasarkan tampilan grafik harga Bitcoin, Mati Greenspan, pendiri Quantum Economics, mengatakan dalam buletinnya. “Grafik harga Bitcoin terlihat sangat jelek saat ini,” katanya, seperti dikutip CoinDesk.
Baca juga: Kalsel Tawarkan Sejumlah Proyek Infrastruktur ke Investor Korea
“Kemiringan ke bawah yang telah terwujud selama beberapa hari terakhir memberikan kesan bahwa gaya gravitasi meminta pengujian ulang dukungan garis merah di US$ 20.000. Dalam istilah teknikal, ini dikenal sebagai kapitulasi,” ungkap dia.
Bagian China dari kekuatan produksi Bitcoin global turun tajam, bahkan sebelum tindakan keras baru-baru ini oleh otoritasnya terhadap penambangan kripto, penelitian University of Cambridge menunjukkan pada Kamis (15/7).
China sudah lama menjadi pusat penambangan kripto global, sebuah proses yang intensif energi. Banyak penambang Bitcoin di China menggunakan bahan bakar fosil termasuk batubara, memicu kekhawatiran atas jejak lingkungan kripto itu.
Mengutip Reuters, bagian China dari kekuatan komputer yang terhubung ke jaringan Bitcoin global, yang dikenal sebagai "hash rate," turun menjadi 46% pada April 2021, dari 75,5% di September 2019, menurut data Cambridge Center for Alternative Finance.

Pada periode yang sama, pangsa hash rate Amerika Serikat melonjak menjadi 16,8% dari sebelumnya hanya 4%, menjadikannya produsen Bitcoin terbesar kedua. Pangsa Kazakhstan juga naik menjadi sekitar 8%, dengan Rusia dan Iran sebagai produsen utama lainnya.
Penelitian University of Cambridge itu memberikan pandangan sekilas tentang tren global penambangan Bitcoin, di tengah peningkatan kekhawatiran dari invidu dan institusi seperti Tesla tentang bagaimana kripto diproduksi.
Penurunan kekuatan pertambangan China terjadi menjelang tindakan keras oleh Dewan Negara China atas penambangan dan perdagangan Bitcoin pada akhir Mei lalu, dengan alasan risiko keuangan yang mendasarinya.
Baca juga: Hati-hati, 172 Pinjol Ilegal Ditutup Satgas Waspada Investasi pada Juli 2021, Ini Daftarnya
Anhui, di China Timur, minggu ini menjadi provinsi terbaru yang mengumumkan larangan menyeluruh terhadap penambangan kripto.
Pusat pertambangan utama China termasuk Sichuan, Mongolia Dalam, dan Xinjiang, semuanya telah mengeluarkan langkah-langkah yang melumpuhkan industri pertambangan, ketika para penambang membuang mesin atau pindah ke tempat-tempat termasuk Texas atau Kazakhstan.
Bitmain, pembuat mesin penambangan kripto terbesar di China, bulan lalu menghentikan penjualan menyusul larangan penambangan oleh Beijing, dan mengatakan sedang mencari pasokan listrik di luar negeri termasuk Amerika Serikat, Rusia, juga Kazakhstan.
Pasar kripto memerah pada Selasa (13 Juli). Harga mata uang kripto utama jatuh. Ethereum terpukul paling keras, harganya turun di bawah US$ 2.000.

Untuk pertama kalinya di bulan ini harga Ethereum di bawah US$ 2.000. Harganya turun lebih dari 5% pada Selasa, dan jatuh 13% selama seminggu terakhir.
Tapi, Ethereum tidak sendirian, 10 kripto terbesar, kecuali Stablecoin, turun pada Selasa. Dogecoin dan Uniswap bernasib sangat buruk, keduanya terjungkal lebih dari 13%.
Mengutip The Independent, pasar kripto secara keseluruhan turun 2,66% pada Selasa, menurut situs pelacakan CoinMarketCap.
Tapi, data CoinMarketCap menunjukkan, itu terjadi di tengah peningkatan volume perdagangan yang meningkat lebih dari 7,5% selama 24 jam terakhir.
Baca juga: GPU Murah Bakal Banjiri Pasar, Penambang Bitcoin China Kompak Jual Murah Imbas Tekanan Pemerintah
Hanya secara keseluruhan, perdagangan kripto anjlok dalam beberapa minggu terakhir. Perusahaan data CryptoCompare menyatakan, volume perdagangan merosot lebih dari 40% pada Juni lalu, di tengah ketidakpastian di pasar.
The Independent menyebutkan, kekhawatiran atas regulasi di China terus mengurangi minat terhadap mata uang kripto.
Dalam beberapa bulan terakhir, berbagai badan resmi di CHina telah memperingatkan bank untuk tidak memfasilitasi transaksi cryptocurrency.
Apalagi, desas-desus yang berembus mengatakan, bakal lebih banyak peraturan lagi yang lebih keras terhadap kripto di China.
Buntutnya, harga Bitcoin selama beberapa minggu terakhir cenderung bertahan di US$ 30.000-US$ 40.000, jauh dari level tertingginya di atas US$ 60.000 pada April lalu.