Maulid Nabi Muhammad SAW 2021

Nilai Tersirat Maulid Nabi Muhammad SAW 2021, Begini Tradisi Sambut Maulid Nabi di Indonesia

Hari ini umat Islam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 2021, Selasa (19/10/2021).Terdapat nilai-nilai tersirat dari hari kelahiran Rasulullah SAW.

Penulis: Mariana | Editor: M.Risman Noor
banjarmasinpost.co.id/Milna Sari
Warga Desa Sungai Jati Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar bersama Habib Idrus bin Ali Al-Habsy rayakan maulid Nabi SAW 

Masyarakat Padang Pariaman merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan tradisi Bungo Lado.

Tradisi Bungo Lado adalah tradisi di mana warga akan membuat sejumlah pohon buatan yang dihiasi dengan uang kertas asli.

Dikutip dari Grid.id, tradisi Bungo Lado adalah tradisi warga Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat dalam merayakan Maulid Nabi.

Baca juga: Libur Maulid Nabi Muhammad SAW 2021 Digeser, ASN Dilarang Cuti dan Keluar Daerah hingga 22 Oktober

Bungo Lado memiliki arti pohon uang.

Uang yang disusun menjadi pohon terdiri dari berbagai pecahan, mulai dari pecahan terkecil hingga pecahan terbesar.

Selain membuat Bungo Lado, warga secara sukarela membawa makanan dan minuman untuk disantap bersama.

4. Tradisi Baayun Maulid di Banjarmasin

Masyarakat Banjarmasin merayakan Maulid Nabi dengan mengikuti tradisi Baayun Maulid.

Dikutip dari Grid.id, dalam tradisi ini ratusan warga berkumpul di masjid dan membuat berbagai jenis serta model ayunan.

Mereka menghias ayunan masing-masing dengan berbagai pernak-pernik seperti janur agar terlihat meriah.

Selain agar terlihat indah, hiasan pada ayunan tersebut juga memiliki makna dan harapan tertentu untuk yang diayun.

5. Tradisi Saweran Koin di Kediri

Kota Kediri juga memiliki cara dan tradisi sendiri dalam merayakan Maulid Nabi.

Dilansir Kompas.com, warga yang ingin berbagi rezeki akan membentuk lingkaran di serambi masjid.

Di tengah-tengah pembacaan kitab, mereka akan melemparkan koin pecahan uang sebesar Rp 100 hingga Rp 1.000 ke udara.

Uang koin tersebut akan mengarah ke kerumuman warga yang ada di hadapan warga yang melingkar.

Uang koin yang jatuh ke lantai akan diperebutkan oleh anak-anak yang mengikuti prosesi tersebut.

6. Tradisi Karesan di Mojokerto

Masyarakat Mojokerto juga memiliki tradisi peringatan Maulid Nabi tesendiri, yaitu Karesan.

Dikutip dari Grid.Id, tradisi Keresan masih terus dilestarikan oleh warga di Dusun Mangelo, Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Dalam tradisi ini, warga akan menggantung sejumlah hasil bumi seperti nanas, kelapa muda, terong, jagung dan nangka di pohon kersen atau talok.

Hasil bumi disusun secara rapi di bawah kedua pohon kersen tersebut.

Warga juga menggantung kebutuhan pokok lainnya seperti pakaian, topi, sandal, sepatu, hingga jas hujan.

7. Tradisi Walima di Gorontalo

Di Gorontalo, masyarakat merayakan Maulid Nabi dengan tradisi Walima.

Tradisi Walima ini dilakkan turun-temurun oleh masyarakat Gorontalo.

Masyarakat Gorontalo akan menyiapkan berbagai kue untuk merayakan tradisi Walima.

Dikutip dari Tribunmanado.co.id, masyarakat akan menyiapkan kue-kue tradisional, seperti kolombeng, curuti, buludeli, wapili, dan pisangi yang disusun sedemikian rupa dan diarak dari rumah menuju masjid terdekat.

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved