Vaksin Booster
Vaksin Booster Covid-19 Dilakukan Tahun 2022, Selain Dibiayai Pemerintah Juga ada Non-APBN
Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan skenario pemberian vaksin booster Corona mulai Januari 2022.
Bancel mengatakan, para ilmuwan khawatir karena 32 dari 50 mutasi pada varian Omicron berada pada protein spike, yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia.
Dia mengatakan, protein spike menjadi fokus vaksin yang tersedia saat ini untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia dalam memerangi Covid-19.
Baca juga: Bantu Pemda Capai Target Vaksinasi, Diskopdag Tala Bersama PMI Bakal Segera Sasar Pasar Kecamatan
Menurut Bancel, kebanyakan ahli berpikir bahwa varian yang sangat bermutasi seperti Omicron tidak akan muncul selama setidaknya satu atau dua tahun lagi.
Protein lonjakan Omicron dengan mutasi baru terlihat dalam warna merah, biru, emas dan hitam. (Pusat Penelitian Virus di Universitas Glasgow)
Moderna dan Pfizer saat ini tengah mengerjakan vaksin baru yang dirancang untuk menargetkan varian Omicron.
Bancel mengatakan, data yang menunjukkan keampuhan vaksin yang saat ini tersedia dalam melawan varian Omicron akan tersedia dalam waktu dua minggu.
Namun, dia mengingatkan bahwa akan memakan waktu beberapa bulan sebelum vaksin khusus Omicron dapat diproduksi dalam skala besar.
“Moderna dan Pfizer tidak bisa memproduksi satu miliar dosis minggu depan. Itu tidak mungkin. Tapi bisakah kita memproduksi miliaran dosis pada musim panas? Tentu," kata dia.
Bancel memperkirakan, Moderna dapat memproduksi total 2 miliar-3 miliar dosis vaksin yang dirancang untuk melawan Omicron pada 2022.
Namun demikian, menurut Bancel, akan berisiko untuk mengalihkan seluruh kapasitas produksi Moderna ke dosis khusus Omicron pada saat varian lain masih beredar.
Oleh karena itu, dia menyarankan, pemberian booster yang lebih kuat kepada lansia atau orang dengan sistem kekebalan yang terganggu untuk sementara waktu. (Kompas.com/Kontan.co.id)