Ekonomi dan Bisnis

VIDEO Kenaikan Harga Sayur Lokal di Kalsel Bervariasi, Timun dan Terung Melonjak Tertinggi

Harga sayur di pasar Banjarbaru dan sekitarnya, kangkung Rp 5.000/ikat, sawi Rp 10 ribu/ikat, bayam Rp 12.000, timun Rp 8.000, terong Rp 14.000 per kg

Penulis: Salmah | Editor: Alpri Widianjono

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Masih tingginya intensitas hujan di Kalimantan Selatan (Kalsel) cukup berpengaruh terhadap harga sejumlah komoditas sayur di pasar Kota Banjarbaru dan sekitarnya.

Pantauan saat Senin (27/12/2021), beberapa jenis sayur hasil petani lokal harganya mengalami kenaikan bervariasi antara Rp 2.500 hingga Rp 7.000 per ikat.

Mengalami kenaikan selain cabai rawit Rp 140.000 per kilogram, yaitu kangkung saat harga normal per ikat Rp 2.500 menjadi Rp 5.000/ikat, sawi semula Rp 5.000/ikat menjadi Rp 8-10 ribu/ikat.

Kacang panjang juga harganya naik, per ikat Rp 10.000, sebelum mengalami kenaikan cukup Rp 5.000 sudah bisa mendapatkan per ikat. 

Harga sayur bayam sudah mencapai Rp 10.000 - Rp 12.000 per ikat, sebelumnya Rp 6000 -Rp 8.000 per ikat.

Baca juga: Harga Telur di Eceran di Banjarbaru Tembus Rp 30 Ribu Per Kg, Cabai Lokal Rp 130 Ribu

Baca juga: Pertamina Siagakan Agen dan Pangkalan Antisipasi Nataru, Tingkatkan Stok dan Penyaluran Elpiji 3 Kg

Kenaikan cukup melonjak lebih 100 persen pada harga timun yang semula Rp 3.000 menjadi Rp 8.000 per kilogram. Sedangkan terong yang biasanya Rp 6.000 kini mencapai Rp 13.000 - Rp 14.000 per kilogram.

Komoditas yang mampu bertahan dan stabil hanya Jagung, tetap dijual Rp 2.500 per bijinya.

Pedagang sayur Pasar Bauntung Banjarbaru, Sainawati, mengatakan, memang harga pasokan dari petani sudah mengalami kenaikan, sebagai pedagang pengecer mereka menyesuaikan kenaikan tersebut.

"Kenaikan bervariasi tergantung jenis sayur, hanya jagung yang tetap stabil harganya,'  ujarnya.

Paling tinggi kenaikan terjadi pada  timun dan terong ungu yang lumayan besar kenaikannya, dihitung secara persentase lebih dari 100 persen.

Baca juga: Momen Akhir Tahun 2021, Kepiting dan Udang Kalsel yang Diekspor Senilai Rp10,78 Miliar

Baca juga: Polemik Rencana Hapus Premium dan Pertalite, Pengusaha di Banjarmasin Sebut Akan Sangat Memberatkan

Menurut pedagang sayur lainnya, Paimin, mengatakan, kenaikan harga sayuran dikarenakan cuaca alam yang sering terjadi hujan, sehingga tanaman petani kurang bagus.

Hasil panen juga tidak maksimal, mengimbangi agar tidak mengalami kerugian besar maka harga disesuaikan,  pilihan harus menaikan harga jual ke pasaran.

"Kalau hasil tani bagus dan pasokan melimpah, pasti harganya juga tidak akan mahal,' jelasnya seraya  beralasan ia juga pernah menjadi petani di lahan milik keluarganya. 

(Banjarmasinpost.co.id/Salmah Saurin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved