Berita HST

Ruang Kelas SDN 3 Sungai Buluh Kabupaten HST Sering Terendam, Murid Belajar Secara Lesehan

Sejumlah ruangan, kelas dan guru, terendam sehingga belajar mengajar lesehan di ruang kering di SDN 3 Sungai Buluh Kabupaten HST, Kalsel.

Penulis: Hanani | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/HANANI
Kegiatan belajar murid SDN 3 Sungai Buluh di Awang Landas, Desa Sungai Buluh Kecamatan Labuanamas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa (29/3/2022). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Akibat ruang kelas sering terendam, murid SDN 3 Sungai Bulu belajar secara lesehan.

Sekolah tersebut terdapat di Awang Landas, Desa Sungai Buluh Kecamatan Labuanamas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Dari enam ruang kelas, hanya dua ruangan yang bisa dipakai untuk belajar. Ruang kelas yang masih kering tersebut tak tersentuh air karena dibangun lebih tinggi.

Pantauan di lokasi, Selasa (29/3/2022), air masih menggenangi teras depan 4 ruang kelas dan satu ruang guru.

Teras yang terendam itupun berlumut, sehingga licin. Mudah tergelincir bagi yang melewatinya. Menurut para guru, kondisi tersebut terjadi sejak Desember 2021.

Baca juga: Pascaviral Naik Baskom ke Sekolah, Siswa SDN 3 Sungai Buluh HST Kalsel Dapat Bantuan Perahu

Baca juga: Siswa SMA, SMK dan SLB di Kalsel Jalani Kegiatan Keagamaan Serentak Awal Ramadhan 2022

“Sekarang kedalaman air tak menentu. Jika sedang dalam, tak hanya teras, ruang kelas dan ruang guru serta ruang perpustakaan juga terendam,” kata Irnida, salah satu guru.  

Menurutnya, sering para guru membersihkan ruang kelas, tapi keesokan harinya terendam lagi. Kondisi tersebut membuat pihak sekolah memutuskan belajar sementara secera lesehan di dua ruang kelas tersisa.

“Jika anak-anak hadir semua, kadang tak semua bisa di ruang kelas. Sebagian belajar di teras, ruang kelas,” ungkap Gurfa, guru lainnya.

Kondisi ruang kelas, khususnya salah satu ruang kelas yang tak terendam, memprihatinkan. Bagian dinding lapuk dan bolong-bolong.

Demikian pula jendela, dan bagian tiang dinding, ada yang sudah tak utuh lagi, akibat lapuk. Bagian flapon juga sudah banyak yang koyak di hampir seluruh ruangan.

Baca juga: Pemerintah Kabupaten HST Setuju Fasilitasi Pasar Ramadhan 2022, Dibangun Sebanyak 100 Petak

Baca juga: Pengadilan Negeri Banjarmasin Terima Berkas Perkara Bupati HSU Nonaktif Abdul Wahid

 “Kalau angin kencang, sangat rawan dengan kondisi tersebut,” kata Irnida yang sudah tiga tahun bertugas di sekolah terpencil tersebut.  

Dijelaskan, untuk jam belajar, tak bisa seperti di sekolah lain. Sebab, anak-anak didik datang silih berganti, bersama orangtua masing-masing. Biasanya menunggu ayah atau ibunya selesai mencari nafkah menangkap ikan.

Murid yang datang rutin, anak-anak pakai baskom. “Tapi bagi kami, mereka sudah datang ke sekolah saja sudah bersyukur. Tak masalah, kami sebagai guru yang menunggu kehadiran murid,” kata Irnida.

Mengenai pakaian pun, murid tak lagi pakai seragam putih merah. Juga tak pakai sepatu. Mereka beralasan seragam sudah sempit tak muat lagi. Ada yang bilang hilang, orangtua belum bisa membeli.

“Intinya, kami tak bisa memaksa mereka pakai seragam dan sepatu. Terpenting, hadir ke sekolah,” sambung guru lainnya.

Teras yang masih terendam dan berlumut di SDN 3 Sungai Buluh Kabupaten hst Selasa (29/03/2022)
Teras yang masih terendam dan berlumut sehingga membahayakan murid dan guru jika menggunakan ruang kelas tersebut di SDN 3 Sungai Buluh, di Awang Landas, Desa Sungai Buluh Kecamatan Labuanamas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa (29/3/2022).

Disebutkan, untuk total murid ada 25 orang dan total pengajar 7 orang. Untuk sarana trasportasi ke sekolah, para guru pun urunan untuk biaya bensin dan operator kelotok.

(Banjarmasinpost.co.id/Hanani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved