Heboh Belalang di Sumba
Heboh Ribuan Belalang Terbang di Areal Persawahan, Ahli Ekologi Serangga Beri Penjelasan Ini
Ribuan Belalang Kembara beterbangan di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, Hermanu Triwidodo beri penjelasan ini
BANJARMASINPOST.CO.ID - Baru-baru ini viral video Belakang Kembara terbang di areal persawahan Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ribuan Belalang Kembara tersebut terlihat berterbangan di areal persawahan tersebut. Jumlahnya pun diperkirakan ribuan.
Apa sebab belalang tersebut berterbangan dan kenapa sampai jumlahnya ribuan. Berikut penjelasan Ahli Ekologi Serangga yang juga Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University, Hermanu Triwidodo
Dalam video yang viral di media instagram tersebut itu, terlihat seorang warga membawa sound system sambil membunyikan lagu di tengah serbuan belalang.
Baca juga: Pelaku Pelemparan Batu yang Membuat Penumpang Bus Tewas Ditembak Petugas, Motif Karena Sakit Hati
Baca juga: Kuasa Tuhan, Ditabrak Kereta Api SampaiTerlempar 3 Meter, Perempuan Paruh Baya Ini Lepas dari Maut
Seorang pria lain memukul-mukul belalang yang sedang terbang di udara.
"Segala cara dilakukan untuk mengusir hama belalang kembara yang sedang membabi-buta di beberapa daerah di pulau Sumba. Adakah cara lain untuk mengusir hama belalang?" tulis akun ini.
Lantas, apa penyebab serbuan serangga itu?
Penjelasan ahli
Ahli ekologi serangga yang juga Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, Hermanu Triwidodo mengatakan, ada dua pemicu paling umum terjadinya ledakan populasi belalang kembara.
Kedua pemicu itu adalah tersedianya breeding site (tempat beriak) yang sesuai dan pengaruh fenomena iklim.
"Breeding site yang disukai adalah areal terbuka yang didominasi oleh tanaman jenis rumput-rumputan," kata Hermanu saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/5/2022).
Untuk kasus serbuan belalang di Sumba, Hermanu menyebut breeding site-nya sudah tersedia secara alami, yaitu berupa savana atau padang rumput yang luas.
Baca juga: Hepatitis Akut Mengancam Anak-anak, Pembelajaran Tatap Muka Tetap Berlanjut, Ini Kata IDAI
Baca juga: Puluhan Warga Laporkan Pasutri Warga Solo ke Polisi, Mengaku Ditipu Arisan Online, Rugi Miliaran
Di Kabupaten Sumba Timur saja, luas savana mencapai sekitar 70.000 kilometer persegi atau 40 persen dari total wilayahnya.
Hal ini ditambah dengan adanya fenomena La Nina, ketika musim hujan datang 2-3 bulan lebih awal dari kondisi normal.
Menurutnya, kondisi ini membuat populasi belalang kembara berkembang beberapa generasi lebih awal.
