Berita HST
Gelar Aruh Baduduk Selama Dua Bulan, Warga Hindu di Desa Labuhan HST Tegaskan Tak Boleh Ada Judi
Masyarakat Hindu di Desa Labuhan Kecamatan Batang Alai Selatan,Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan menggelar Aruh Baduduk
Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID,BARABAI - Masyarakat Hindu di Desa Labuhan Kecamatan Batang Alai Selatan,Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan menggelar upacara Panca Yadnya Aruh Baduduk 2022.
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan sekali setahun tiap selesai musim panen padi tesebut bakal digelar selama dua bulan penuh.
Ketua peyelenggara yang juga tuan rumah aruh adat Budi Purwanto kepada banjarmasinpost.co.id, Senin (7/6/2022) menjelaskan, aruh pertama dilaksanakan sejak Minggu 5 Juni 2022 kemarin.
Ada 34 rumah terdiri 100 umbun atau kepala keluarga yang melaksanakan aruh tersebut di rumah masing-masing dan tiap rumah menyediakan sesajen.
Baca juga: Perjudian di Aruh Adat HST Kalsel Minta Korban Jiwa, Begini Respons Tokoh Masyarakat
Baca juga: Gelar Wisata Budaya Aruh Banih, Agenda Tahunan di Kecamatan Jaro Tabalong
Baca juga: Gelar Batatamba Banua di Desa Kapul Balangan, Balian dan Tokoh Adat Dayak Pimpin Rangkaian Aruh
"Bahan utama yang tak boleh ketinggalan adalah ketan yang dimasak untuk menu lamang, dodol dan wajik. Sedangkan kue lainnya terbuat dari tepung beras,"jelas Budi.
Adapun sesajen atau persembahan dalam aruh adat tersebut seperti lamang, kue pupudak, dodol, ayam kampung, wajik, kelapa, dodol putih, angkaruk, cucur, pisang emas, pisang paleng hingga gula merah. Sedangkan pada aruh ganal atau Bawanang biasanya menggunakan kerbau dan kambing.
Sejumlah sesajen pun harus disiapkan para penyelenggara termasuk memasak lambang dilakukan secara beramai-ramai. Sesajen itupun nantinya akan dijadikan makanan bagi peserta aruh dan tamu yang hadir.
Sementara, kepala Adat Dayak Labuhan, Suan menjelaskan sebelum menggelar upacara sakral, para Balian atau ketua adat Dayak Meratus melakukan ritual khusus seperti bamamang atau membaca mantra-mantra berisi doa-doa kepada yang Maha Kuasa.
"Makna aruh ini adalah sebagai wujud syukur karena hasil panen yang berlimpah serta terciptanya rasa kekeluargaan dan gotong royong yang tinggi di masyarakat,"kata Suan.
Dijelaskan dalam aruh adat tingkatan, yaitu tingkatan terkecil disebut mahanyari, tingkatan sedang disebut aruh baduduk dan tingkatan yang besar atau utama disebut aruh bawanang.
Dalam ruang lingkup aruh berduduk terdapat berbagai tahapan atau proses upacara, di antaranya persiapan yaitu musyawarah keluarga, menyiapkan sarana dan prasarana, serta basarua atau mengundang seluruh warga.
Sedangkan tahap pelaksanaan diantaranya basarah, badarah hidup membuat perlengkapan sesajen, basaji, bawanang, tahap akhir pamali dan berbagi baras banyiru.
Dari tahapan upacara aruh duduk terdapat upacara yang juga mempunyai tahapan di dalamnya yaitu berdarah hidup.
Menurut kepala adat upacara ini tergolong sangat penting sebelum upacara puncak karena ini adalah penyucian jiwa dari penyelenggara.
Suan pun mengatakan, pelaksanaan aruh kali ini diharapkan memberi keselamatan dan keberkahan kepada seluruh masyarakat Labuhan.