Ekonomi dan Bisnis
Petugas Regsosek dari BPS di Kalsel Temui RT Ekslusif yang Tak Mau Didata
Petugas BPS di Kalsel berhadapan dengan RT atau warga yang tak mau didata Registrasi Sosial dan Ekonomi (Regsosek).
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Sudah lima hari ini, petugas Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan (BPS Kalsel) melaksanakan pendataan awal Registrasi Sosial dan Ekonomi (Regsosek).
Namun, tidak semua mulus dan lancar. Petugas di lapangan dihadapkan dengan keselulitan tertentu.
Bahkan dilaporkan ada pengurus RT yang semula tidak berkenan ada sensus karena khawatir warganya akan tersinggung jika dikategorikan miskin.
Namun, melalui pendekatan petugas BPS kepada pengurus RT, akhirnya bisa dilakukan pendataan.
Baca juga: Pasang Garis Polisi di Tambang Ilegal, Kasatreskrim Polres HST Sebut Baru Lakukan Penyelidikan
Baca juga: Tertibkan Dugaan Tambang Ilegal di Desa Juuh, Personel Polres Balangan Dapati Tumpukan Batu Bara
Baca juga: Tambang Batu Bara Ilegal di Guha Kabupaten Balangan Kalsel, Papan Larangan Menambang Dipasang
"Kendala, pasti ada. Semisal kemarin dari laproan di lapangan dari salah satu RT di Desa Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, tidak ada yang berani menujuk warga miskin ke petugas. Selanjutnya dilakukan pendekatakan dan pengurus RT setempat akhirnya mau. Namun, pengurus RT harus ikut menempel mengikuti petugas BPS," cerita Statisi Ahli Madya BPS Kalsel, Nurul Sabah, di Kantor BPS Kalsel, Rabu (19/10/2022).
Bahkan, sambung dia, bukan hanya di Kabupaten HSS saja. Termasuk di Kota Banjarbaru juga ada laporan serupa.
"Soal ini, kami masih koordinasi dengan Pemko Banjarbaru. Sedangkan pendekatan persuasif, masih kami langsungkan," kata dia.
Ada pula suka duka di lapangan, yaitu petugas hanya diberi kesempatan wawancara dari balik pintu oleh tuan rumah. Tidak sampai masuk ke dalam rumah.
Baca juga: NEWS UPDATE Irjen Teddy Minahasa Bersumpah Bukan Pemakai Narkoba
Baca juga: Aremania Kembali Berduka, Satu Lagi Korban Tragedi Kanjuruhan Meninggal, Total Meninggal 133 Orang
"Petugas mencatat hanya di depan jendela. Ini pun ditemui di lapangan," imbuhnya.
Namun, pihak petugas tetap semangat. Ada tahapan dan solusi yang diambil untuk jalan keluar agar tidak buntu mendapatkan data.
"Kalau tuan rumah tetap tidak memberikan data, artinya tidak ada jalan keluar lagi, maka solusi terakhir adalah petugas kami akan mencatat demografi saja. Kalau si tuan rumah sibuk, maka bisa pendataan via email. Intinya, berbagai macam cara kami lakukan untuk bisa melakukan pendataan Regsosek ini, " jelasnya.
Diketahui, BPS Kalsel melaksanakan pendataan awal Regsosek mulai 15 Oktober–14 November 2022.
Kepala BPS Kalsel Yos Rusdiansyah, menyebut 7.195 orang petugas dikerahkan untuk melakukaan pendataan terhadap 4,07 juta penduduk.
Mereka telah dilatih secara khusus dengan tata kelola dan instruktur yang profesional.
“Satu petugas ditarget mendata sekitar sehari 12 keluarga atau total 250 keluarga dalam satu bulan. Kalau di Indonesia ada 400 ribu lebih petugas. Kami kembali mengimbau warga untuk turut serta. Karena, Regsosek ini sangat penting, satu data untuk berbagai kepentingan pengambilan kebijakan,” terangnya.
