Ekonomi dan Bisnis
Camilan Petah dan Jengkol ala Mama Hani dari Pingaran Kabupaten Banjar yang Disukai Konsumen
Kue petah dan jengkol ala Mama Hani dari Desa Pingaran Ilir, Kabupaten Tanbu, pemasarannya di Martapura hingga hulu sungai, Kalsel.
Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Alpri Widianjono
"Saya ajarkan kepada anak cara merebus jengkol dan membuat cocolan agar mereka memiliki keterampilan saat berumah tangga," katanya.
Usaha jengkol rebus itu kini sudah dilakukan anak lelakinya yang sulung sehingga mampu membeli mobil dan memiliki rumah sendiri.
"Anak saya setiap pekan dua kali mengirim jengkol ke Basarang, Kalimantan Tengah. Kalau ke Sungai Lulut dan Pasar Sudimampir setiap hari dikirim," katanya.
Bahan Jengkol didatangkan dari Kalimantan Tengah
Jengkol ala Mama Hani disukai pelanggan karena tidak beraroma saat dimakan dan di mulut terasa empuk ditambah cocolan yang gurih.
Baca juga: Diikuti Ratusan Alumni, Begini Meriahnya Reuni Akbar Fisip ULM 2022
Baca juga: Kanal Banjir Tertutup Ranting Pohon dan Bambu, BPBD HST dan Dinas LHP Lakukan Pembersihan
"Rahasianya, direbus dua kali dan satu kali rebus itu, jengkol dicuci di Sungai Martapura," kata Mama Hani.
Mama Hani mengaku bahan baku jengkol rebus itu didatangkan dari Kalimantan Tengah, Loksado, Kandangan, dan Mandiangin.
Sedangkan buah kelapa untuk bahan cocolan didatangkan dari Provinsi Kalimantan Tengah.
Untuk kayu bakar merebus jengkol juga didatangkan dari luar Desa Pingaran Ilir.
Mama Hani mengaku setiap hari merebus jengkol 50 kilogram dan 150 biji buah kelapa untuk bahan cocolan atau warga lokal menyebut lala'an.Aktivitas merebus jengkol dan memasak santan buah kelapa di samping dan halaman rumahnya di Desa Pingaran Ilir.
(Banjarmasinpost.co.id/Mukhtar Wahid)
