Gerhana Bulan 2022

Gerhana Bulan Total Terjadi 8 November 2022, Empat Wilayah Tak Bisa Saksikan Puncak Terjadinya

Gerhana bulan bakal terjadi pada 8 November 2022. Ada 4 wilayah yang nantinya tidak bisa melihat puncak gerhana di Indonesia.

Editor: M.Risman Noor
Daily Express
Ilustrasi Gerhana Bulan. Puncak gerhana bulan terjadi 8 November 2022. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Gerhana bulan bakal terjadi pada 8 November 2022. Ada 4 wilayah yang nantinya tidak bisa melihat puncak gerhana di Indonesia.

Simak tahapan terjadi gerhana hingga puncaknya terjadi.

Aceh, Bengkulu, Sumatera Barat dan Sumatera Utara menjadi 4 wilayah yang tidak bisa menyaksikan gerhana total.

Disampaikan Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) lewat unggahan pada akun Twitter @LAPAN_RI, Gerhana Bulan Total akan terjadi dengan durasi 1 jam, 24 menit.

Baca juga: Bupati Balangan Abdul Hadi Sambut Kajati Kalsel Sekaligus Resmikan Rumah Restorative Justice

Baca juga: Manfaatkan Enceng Gondok, Dosen Faperta ULM Latih Petani HSU Manfaatkan Gulma Jadi Pupuk Pelet

Sedangkan durasi umbra sebagian hingga total akan terjadi selama 3 jam, 39 menit, 50 detik.

Lebar Gerhana Bulan Total yang terjadi pada tanggal 8 November nanti adalah 1,3589 kali diameter bulan.

Sedangkan jarak pusat umbra ke pusat Bulan adalah 0,2570 kali diameter Bulan.

Gerhana bulan 8 November ini termasuk ke dalam gerhana ke 20 dari 72 gerhana dalam seri saros 136 antara tahun 1680-2960.

Puncak Gerhana Bulan Total akan dapat disaksikan mulai pukul 18.00 WIB atau 19.00 WITA atau 20.00 WIT.

Seluruh Indonesia dapat mengamati pucak terjadinya Gerhana Bulan Total, kecuali wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu.

Berikut adalah waktu proses terjadinya Gerhana Bulan Total pada 8 November 2022 dari Awal penumbra hingga akhir.

Baca juga: Dinas Kesehatan Kalsel Sebut 3 Daerah Berstatus Merah karena Kasus Demam Berdarah Dengue

Gerhana Bulan Total pada 8 November 2022

Awal Penumbra

- Pukul 15:02 WIB

- Pukul 16:02 WiTA

- Pukul 17:02 WIT

Awal Sebagian

- Pukul 16:09 WIB

Baca juga: Wisata Kalsel - Bundaran Tugu Adipura Menambah Pesona Kawasan Rantau Baru Tapin

- Pukul 17:09 WITA

- Pukul 18:09 WIT

Puncak Gerhana

- Pukul 18:00 WIB

- Pukul 19:00 WITA

- Pukul 20:00 WIT

Akhir Sebagian

- Pukul 19:49 WIB

- Pukul 20:49 WITA

- Pukul 21:49 WIT

Akhir Penumbra

- Pukul 20:56 WIB

- Pukul 21:56 WITA

- Pukul 22:56 WIT

Baca juga: Cegah Penularan Kaki Gajah, 1.050 Warga di Balangan Uji Sampel Darah untuk TAS Filariasis 

Mengenal Fenomena Gerhana Bulan Total

Apa itu Fenomena Gerhana Bulan Total?

Menurut ORPA, Gerhana Bulan Total adalah fenomena astronomis ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi.

Fenomena itu disebabkan oleh konfigurasi antara Bulan, Bumi dan Matahari membentuk sebuah garis lurus.

Bulan berada di dekat titik simpul orbit Bulan, yakni perpotongan antara ekliptika.

Ekliptika adalah bidang edar Bumi mengelilingi Matahari dengan orbit Bulan.

Gerhana Bulan Total akan terjadi pada fase Bulan Purnama.

Tetapi, tidak semua fase Bulan Purnama dapat mengalami Gerhana Bulan.

Hal ini karena orbit Bulan yang miring 5,1° terhadap ekliptika.

Serta waktu yang ditempuh Bulan untuk kembali ke simpul yang sama lebih pendek 2,2 hari.

Dibandingkan dengan waktu yang ditempuh Bulan agar konfigurasinya dengan Bumi dan Matahari membentuk satu garis lurus.

Oleh sebab itu, Bulan tidak selalu berada di bidang ekliptika ketika Purnama berlangsung.

Saat Bulan memasuki umbra, warna umbra cenderung hitam.

Seiring Bulan seluruhnya berada di dalam umbra, warna Bulan akan menjadi kemerahan.

Ini disebabkan oleh mekanisme hamburan Rayleigh yang terjadi pada atmosfer Bumi.

Hamburan Rayleigh yang terjadi ketika gerhana Bulan sama seperti mekanisme ketika Matahari maupun Bulan tampak berwarna kemerahan.

Saat keduanya berada di ufuk rendah dan langit yang mempunyairona jingga ketika Matahari terbit maupun terbenam.

Spektrum dengan panjang gelombang lebih pendek seperti ungu, biru dan hijau dihamburkan ke angkasa lepas.

Sedangkan spektrum dengan panjang gelombang lebih panjang seperti merah, jingga dan kuning diteruskan ke pengamat.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Sumber : tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved