Banjir di Kalsel

Sebulan Rumah Terendam Air, Warga Sungai Kupang HSS Makan dan Tidur di Atas Rampatai

Satu bulan air merendam rumah penduduk warga Desa Sungai Kupang, HSS. Warga melakukan aktivitas hidup di atas rampatai

|
Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
(Banjarmasinpost.co.id/Hanani)
Salah satu rumah warga di Desa Sungai Kupang, Kecamatan Kandangan yang terendam selama satu bulan, Jumat (31/3/2023). Warga tidur di atas rampatai, yang juga sekaligus menjadi tempat makan, dan salat. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN -  Nestapa dirasakan warga Tawar Desa Sungai Kupang, Kecamatan Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

Sejumlah rumah warga setempat kemasukan air cukup lama, mencapai satu bulan. Jauh sebelum sebelum jalan raya di Desa Sungai Kupang-Desa Bangkau terendam sampai Jumat (31/3/2023).

Kondisi tersebut, tak hanya menghambat aktifitas di dalam rumah. Tapi juga membuat kesulitan mencari nafkah.

Meski demikian mereka pilih tak mengungsi. Warga bertahan di rumah masing-masing yang seluruhnya dimasuki air.

Baca juga: Diguyur Hujan Sejak Pagi, Banjir Akibat Luapan Sungai di Kota Amuntai HSU Meluas

Baca juga: Pendeteksi Banjir Kabupaten HSS di Malutu, Ini yang Harus Dilakukan Warga Jika Sirine EWS Dibunyikan

Baca juga: Jalan Raya Sungai Kupang-Bangkau Kabupaten HSS Terendam, Pengendara  Motor Butuh Rakit Bambu

Mereka membuat lantai di atas lantai yang disebut rampatai. Di atas rampatai itulah, segala aktivitas di rumah dilakukan.

Riri (37) salah satu warga yang rumahnya terendam selama satu bulan.

Ditemui banjarmasinpost.co.id, Jumat (31/3/2023), ibu empat anak itu sedang menidurkan bayinya berusia enam bulan di atas rampatai.

Rampatai dibuat di ruang depan rumah. Di atasnya ditaruh kasur lusuh, dimana bayinya tertidur lelap.

Di sekitar kasur, terdapat kompor gas dan tabung gas serta peralatan memasak.

“Jadi pusat aktifitas kami hanya di atas rampatai ini. Jadi tempat tidur, tempat makan dan tempat salat,”katanya.

Riri sendiri adalah ibu rumah tangga. Suaminya bekerja di perkebunan  sawit.

Selama satu bulan air masuk ke dalam rumah, kasur springbed di dalam kamar terendam.

“Sekarang ketinggian airnya sudah berkurang. Awalnya masuk sekitar 40 sentimeter,”tutur Riri.

Menurutnya, air kiriman dari Sungai Amandit Pasca banjir di Kota Kandnagan tersebut baru kali ini terdalam.

Hal sama juga dirawakan Masni (60). Masni mengaku belum punya uang untuk meninggikan lantai rumah, seperti rumah warga lainnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved