Berita Tanahlaut

Abrasi Pantai di Muarakintap Semakin Ganas, SSDK Diminta Peduli dan Bantu Mengatasi

Abrasi yang menghantam pesisir pantai Desa Muarakintap, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel) semakin parah

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani
ABRASI - Pesisir dan kawasan muara sungai Desa Muarakintap mengalami kerusakan parah. Abrasi kian mengganas sejak beberapa tahun terakhir.  

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Abrasi pantai semakin membuat kawasan pesisir Desa Muarakintap, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), kian compang-camping.

Pantauan di lapangan, area terparah terdampak abrasi yakni di sekitar muara sungai.

Siring beton pengaman lapangan bola yang berada di kawasan pesisir dekat muara di lingkungan RT 1 setempat, bahkan jebol dan sebagian terhambur sehingga gelombang bebas menerjang.

Penuturan sejumlah warga setempat, Rabu (5/4/2023), ganasnya abrasi di kawasan muara sungai tersebut antara lain imbas dari pengerukan di kawasan muara sungai setempat oleh perusahaan tambang batu bara pada 2019 lalu.

Baca juga: Kekhawatiran Warga Pesisir Pantai Pagatan akibat Abrasi Jadi Sorotan Anggota DPRD Tanahbumbu

Baca juga: Ombak Laut Semakin Dekat, Warga Pesisir Pantai Pagatan Was-was Akibat Abrasi

Perusahaan tersebut yakni PT Surya Sakti Darma Kencana (SSDK) yang berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur. Telah cukup lama perusahaan ini melakukan aktivitas pertambangan batu bara di Tala, sejak belasan tahun silam.

Awalnya, angkutan tambangnya melintasi sungai di Muarakintap. Penuturan warga, pengapalan emas hitam melintasi sungai setempat pada 2019 lalu dan saat itu sempat melakukan pengerukan di muara guna memperlancar lalu lintas angkutan.

Hal itu yang kemudian menurut sebagian warga menjadi salah satu penyebab  ganasnya abrasi. Apalagi tanah kerukannya dibawa ke luar, tidak ditumpuk di pesisir untuk tanggul.

Rumah warga yang berada di seberang muara sungai dinyatakan telah banyak yang rusak terdampak abrasi. Menurut warga seharusnya SSDK melakukan maintenance alur bibir sungai. Bukan kemudian menyalahkan faktor alam. Sejak sekitar 2016 CSR juga tak ada lagi.

Catatan banjarmasinpost.co.id, beberapa tahun silam aktivitas angkutan tambang SSDK juga kerap memunculkan keluhan meluas di kalangan petambak setempat karena tanggul tambak kerap rusak akibat hantaman gelombang angkutan tambang di perairan.

Wakil Site Manager PT SSDK Paulus Satrijo ketika dikonfirmasi tak memberikan penjelasan detail.

Ia hanya mengatakan sejak beberapa tahun lalu tak beraktivitas lagi di sekitar sungai Muarakintap.

"SSDK sejak beberapa tahun ini sudah tidak ada kerja lagi di areal tersebut. Pernah mereka minta supaya dikeruk juga tapi SSDK sudah tidak mau untuk melakukan pengerukkannya," jelas Satrijo.

Baca juga: Atasi Abrasi Pantai, Siring Pagatan Tanahbumbu Dibangun 5 Pemecah Ombak

Mengenai ganasnya abrasi di kawasan muara sungai di Muarakintap, ia menyebut  hal tersebut banyak disebabkan faktor alam.

Lebih lanjut dikatakannya, selama ini juga tidak ada (warga) yang (datang) ke SSDK.

"Saat beberapa kali terjadi air pasang yang menyebabkan tanggul longsor, SSDK pun selalu nembantu walau pun sudah tak ada kegiatan di situ," tandas Satrijo. (Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani)


Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved