Banjir di Kalsel

Warga Tak Melepas Ranjang Darurat Sebelum Banjir Surut di Jejangkit Muara Kalsel

Warga bikin ranjang yang tinggi untuk hindari banjir di Desa Jejangkit Pasar, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel.

Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUKHTAR WAHID
Halaman rumah warga terendam akibat luapan air Sungai Jejangkit di Desa Lok Rawa, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (15/4/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Banjir di Kalsel. Warga Desa Jejangkit Pasar, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan, masih trauma.

Itu diakui Rukayah, warga setmpat yang memilih tidak membongkar apar-apar atau tempat tidur tinggi di kamarnya agar terhindarkan dari banjir dan serangan binatang.

Dia mengaku rumahnya berada di dataran rendah, sehingga paling awal terendam banjir dan paling akhir kering.

"Mungkin mendekati lebaran Idul Fitri baru saya buka apar-apar di kamar tidur saya. Takutnya, banjir datang lagi," katanya.

Sementara itu, Noraida, petani padi di Desa Jejangkit Pasar, mengaku sekitar 60 borong anak padi atau persemaian yang ditanam awal Maret lalu telah rusak diterjang banjir.

Baca juga: Sikapi Lima Perusahaan Sawit Dikenai Sanksi Administrasi, Komisi I Gali Data pada Instansi Teknis

Baca juga: Walhi Kalsel Pertanyakan Amdal Anak Usaha Julong Group yang Tetap Berdampak Banjir di Jejangkit

"Saya berharap banjir tidak terjadi lagi. Karena, sudah tiga tahun ini lahan pertanian padi kami terendam," katanya.

Sementara itu, di tempat lain, air Sungai Jejangkit meluap hingga akhirnya merendam halaman rumah warga di Desa Lok Rawa, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Batola.

Seorang warga, Arbain, mengatakan, air pasang naik dari Sungai Jejangkit itu sekitar pukul 11.00 Wita.

"Air itu sedikit demi sedikit naik hingga nanti menyentuh lantai papan pelataran rumah kami," katanya.

Saat ditemui , Arbain bersama istri sedang membuat atap dari daun rumbia.

Baca juga: Perusahaan Sawit Bantah Buang Air ke Sungai Jejangkit, Warga : Bohong Itu

Baca juga: Tujuh Desa di Jejangkit Sudah 4 Bulan Terendam, Tanaman Cabai dan Jeruk Warga Rusak

Satu bidang atap itu dijualnya Rp 2.500. Biasanya dipesan dalam jumlah banyak paling sedikit 100 bidang.

Menurutnya, banjir ini cukup dalam airnya. Diperkirakan, sekitar satu pekan, barulah surut.

Beruntungnya, Arbain membuat rumah panggung lebih tinggi dari jalan raya di Desa Lok Rawa sehingga hanya halaman rumah yang terendam.

(Banjarmasinpost.co.id/Mukhtar Wahid)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved