Semesta Mencegah Stunting

Program Semesta Mencegah Stunting Sasar Kelurahan Mantuil, Banjarmasin Post Akan Bagikan Telur

Program Semesta Mencegah Stunting #Cukupduatelur yang digagas BKKBN dan Tribunnews akan menyasar Kelurahan Mantuil di Kecamatan Banjarmasin Selatan

Penulis: Noor Masrida | Editor: Hari Widodo
Helda Anastasia untuk BPost
Tim Banjarmasin Post bersama Lurah Mantuil, Normansyah (dua dari kiri) berkomitmen untuk menjalankan program Semesta Mencegah Stunting, Selasa (2/5/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN-Program Semesta Mencegah Stunting #Cukupduatelur yang digagas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Tribunnews akan menyasar Kelurahan Mantuil di Kecamatan Banjarmasin Selatan

Banjarmasin Post sebagai bagian dari Tribun Network akan melakukan aksi pembagian telur ke warga di kawasan tersebut. 

Lurah Mantuil, Normansyah mengapresiasi pihak-pihak baik pemerintah maupun swasta yang berupaya menekan angka stunting dengan bantuan donasi menyediakan bahan makanan, sosialisasi dan lainnya. 

"Kalau dulu, sosialisasi hanya sebatas imbauan saja, anak ibu harus minum susu, diberi makanan bergizi, ya mereka pun tahu, tapi kan dana untuk menyediakan bahan makanan bergizi ini tidak ada. Jadi langkah yang sekarang dilakukan sudah sangat bagus, sudah dengan aksi nyata dalam bentuk menyediakan makanannya," ucap Normansyah, Rabu (3/5/2023). 

Baca juga: Siswa SMPN 6 Banjarmasin Dapat Sosialisasi Peduli Stunting Sejak Dini

Baca juga: Kejar Target, Pemko Banjarmasin Tambah Lokus Penanganan Stunting

Di Kelurahan Mantuil sendiri, diketahui merupakan Kelurahan dengan angka stunting tertinggi di Kota Banjarmasin. 

Ada 26 Rukun Tetangga yang terdiri dari 2 Rukun Warga di Kelurahan paling ujung di kota berjuluk Seribu Sungai. 

"Untuk penyebaran angkanya, itu ada di seluruh RT, namun yang terbanyak adalah di RT 08 dan 09," jelas Norman. 

Dari jumlah keseluruhan, di kelurahan Mantuil ada sekitar 117 anak yang stunting. Meski demikian, jumlah ini terbilang turun dari angka sebelumnya yakni 150 lebih karena sudah berhasil teratasi.

"Karena pencegahan stunting ini cukup gencar dilaksanakan oleh berbagai pihak," lanjut lurah. 

Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab angka stunting di Kelurahan ini masih terbilang tinggi. 

Seperti faktor ekonomi yang mempengaruhi ketersediaan makanan bergizi yang masih kurang, sehingga standar kesehatan belum tercukupi dengan baik. 

Kedua adalah faktor pendidikan. Ini tak lepas dari faktor ekonomi, seperti pada faktor yang disebutkan pertama. 

"Banyak anak yang memilih tak melanjutkan ke jenjang selanjutnya lantaran tidak ada biaya. Ketika ada yang meminang, maka dinikahkan orangtuanya meski usia pernikahan si anak belum sampai dari yang ditentukan pemerintah. Setelah pernikahan terjadi tentu ada keturunan yang tentu si ibu pun ketika melahirkan, usianya masih dikatakan belum cukup. Yang seperti ini juga resiko bayi stunting lumayan tinggi," beber Norman. 

Di samping itu, faktor lingkungan juga bisa dikatakan berpengaruh di kawasan ini. Terutama sanitasi warga masih langsung ke sungai.

Sementara warga lainnya juga masih ada yang memanfaatkan air sungai untuk beraktivitas MCK. 

"Tapi beberapa tahun terakhir pemerintah lewat dinas terkait sudah bergerak, membangun sanitasi atau wc untuk warga, supaya jangan di sungai lagi," kata Norman.

Di samping itu, kelurahan juga menggencarkan upaya bersih-bersih kolong rumah warga dari sampah plastik.

"Sekalian edukasi juga ke masyarakat, supaya sama-sama mereka menjaga lingkungan," lanjut dia.

Adapun kakak asuh dari sejumlah instansi yang ikut berkontribusi dalam program ini, yaitu; Bank Kalsel, Kejaksaan Tinggi Kalsel, Adaro Indonesia, PT Borneo Prima Utama Jaya, Rocket Chicken, Indo Dharma Transport, DPD REI Kalsel, Amanah Borneo Park, GAPKI Kalimantan Selatan, Sinar Alam Duta Perdana, Hape World, Sime Darby, PT Pribumi Citra Megah Utama, PT Tunas Inti Abadi, Disdikbud Tabalong dan Modena.

Telur dipilih menjadi sumber protein hewani yang paling mudah dibeli dan didapat karena harganya cukup terjangkau. "Pentingnya protein hewani dalam menu sehari-hari bisa dikenalkan kepada keluarga, anak dan pasangan yang akan melakukan pernikahan, juga kepada stakeholder sebagai penyambung informasi ke masyarakat," ujar Kepala BKKBN, Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), beberapa waktu lalu.

(Banjarmasinpost.co.id/Noor Masrida)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved