Berita Banjarmasin

Imam Masjid Al Ikhwan Veteran Banjarmasin M Rasad Lolos Seleksi Imam di Uni Emirat Arab

Mahasiswa Pascasarjana Prodi Hukum Keluarga UIN Antasari Banjarmasin, Muhammad Rasad, lolos menjadi imam masjid di Uni Emirat Arab.

Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Alpri Widianjono
ISTIMEWA
Muhammad Rasad saat memimpin salat di Masjid Al Ikhwan, Jalan Veteran, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. 

"Dalam sesi wawancara online itu ditanyai hapalan Al-Qur'an apa saja. Kalau saya, Alhamdulillah, 30 juz. Kemudian sambung ayat, dan disuruh membaca kitab huruf Arab yang tidak berbaris,” imbuhnya. 

Berhasil lolos dan  lanjut ke tahap tiga yang hanya menyisakan 115 peserta. Di tahapan ketiga tersebut bersama para peserta lain diberangkatkan ke Jakarta oleh Kemenag RI.

“Saat itu ada tes wawancara langsung dengan delegasi UEA. Ada tiga orang syekh asal UEA yang menjadi pewawancaranya. Wawancaranya menggunakan Bahasa Arab. Dan pertanyaannya kurang lebih seperti wawancara saya dengan Kemenag RI,” lanjut dia.

Saat ituditanyakan terkait hapalan Al-Qur'an, kemudian soal sambung ayat dan juga soal materi fikih salat. 

Dirinya pun mengatakan fikih yang digunakan yakni dari Mazhab Syafi’i. “Fikih itu yang ditanyakan. Lalu dilanjutkan berkhutbah kepada tiga syekh tersebut,” jelasnya.

Sosok Imam Masjid Al Ikhwan di Jalan Veteran, Kota Banjarmasin, yakni Muhammad Rasad, yang lolos menjadi Imam Masjid di Uni Emirat Arab.
Sosok Imam Masjid Al Ikhwan di Jalan Veteran, Kota Banjarmasin, yakni Muhammad Rasad, yang lolos menjadi Imam Masjid di Uni Emirat Arab. (ISTIMEWA)

Tak lama kemudian, ia dihubungi oleh tim Kemenag RI Jakarta, dinyatakan lolos, dan disuruh mengisi formulir untuk diberikan ke delegasi UEA. 

“Untuk pengumuman resminya pada tanggal 30 Mei ini,” bebernya. 

Kendati demikian, di samping Rasad yang senang dan tidak percaya, di sisi lain ia mengaku tetap mendapat tekanan batin, terutama dari sisi orangtuanya, kemudian perkuliahan dan sang istri yang kurang setuju karena tak mau jauh dari Indonesia. 

Bahkan ibunya sempat khawatir dan kurang setuju dengan alasan jarak yang terbilang jauh. 

“Saya coba untuk berdiskusi dengan orangtua, terutama ibu saya. Saya lakukan pendekatan, saya kasih tahu alasan-alasannya sampai akhirnya beliau meridhai dan mendukung,” jelasnya.

Baca juga: Polisi Balik Kanan, Pengunjung RTH Kijang Mas Permai Pelaihari Kembali Parkir di Zona Terlarang

Baca juga: Riam Bidadari Ramai Dikunjungi, Pokdarwis Harapkan Bantuan Jembatan Gantung untuk Tingkatkan Wisata 

Singkat cerita orangtuanya pun tak henti-hentinya mendukung, begitupun istrinya yang rencananya juga dibawa ke Uni Emirat Arab

“Ayah saya selalu mendoakan agar bisa dilancarkan dan disehatkan, bisa kembali ke Indonesia dan bertemu dengan orangtua yang sudah cukup tua,” tambahnya. 

Ketika berada di Jakarta, banyak melihat para peserta yang berharap lolos seleksi yang cukup ketat itu. 

Rasad pun termotivasi dan mengambil kesempatan tersebut dengan sepenuh hati.

“Tidak terbayang juga bisa lolos, bahkan sempat kurang pede melihat imam di sana memiliki kualitas yang luar biasa. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah mantap dan semoga berkah,” kata Rasad. 

Baca juga: Evaluasi Kota Layak Anak, Pemko Banjarmasin Sorot Pekerja Anak hingga Pernikahan Dini

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved