Ibadah Haji 2023

Hari ke-40 Operasional Haji 2023, Sebanyak 249 Jemaah Indonesia Meninggal

Di hari ke-40 operasional haji, total jemaah haji Indonesia yang meninggal 249 orang. Mereka meninggal di Madinah, Jeddah, Makkah, Arafah dan Mina

Editor: Hari Widodo
Ist Kemenag Kalsel untuk BPost
Almarhum Yusuf sebelum keberangkatan haji, pada 16 Juni lalu. Almarhum meninggal di Mina Arab Saudi dan merupakan jemaah hasil tertua asal Kalsel. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Jumlah anggota jemaah haji Indonesia yang meninggal Tanah Suci bertambah. Mereka meninggal di Madinah, Jeddah, Makkah, Arafah dan Mina. Di hari ke-40 operasional haji, total jemaah yang meninggal mencapai 249 orang.

Sesuai aturan, anggota jemaah yang wafat akan dibadalhajikan. Jika diidentifikasi, dari 249 anggota jemaah haji yang wafat itu dapat dikategorikan sebagai risiko tinggi (risti) dan nonristi. Jemaah yang meninggal dunia karena risti berjumlah 138. Sementara yang nonristi 111 orang.

Sebagaimana definisi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kriteria risti yaitu berusia 60 tahun atau lebih; dan/atau memiliki faktor risiko kesehatan dan gangguan kesehatan yang potensial menyebabkan keterbatasan.

Sedangkan jemaah haji Indonesia yang sakit dan masih dirawat mencapai 432 orang.

Baca juga: Haji Tertua Kalsel Wafat di Mina, Kakanwil Kemenag Ingat Respons Yusuf

Baca juga: Haji 2023, Keluarga di Kabupaten Kotabaru Ikhlaskan Wafatnya Yusuf Tagap di Tanah Suci

Dari 432 orang itu, 426 dirawat di Makkah, 5 dirawat di Madinah dan 1 dirawat di Jeddah. Mereka dirawat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Rumah Sakit Arab Saudi.

Mengenai proses haji, fase Mina berakhir. Jemaah yang mengambil Nafar Tsaani dan telah melontar jumrah, secara bertahap meninggalkan Mina, dijemput petugas di tenda dan selanjutnya dibawa ke hotel masing-masing.

“Sebanyak 156.730 jemaah atau 73,75 persen dari total jemaah melakukan nafar awal dan 33.033 jemaah atau 26,25 persen dari total jemaah melakukan nafar tsani,” kata Juru Bicara PPIH Pusat Akhmad Fauzin, Sabtu (1/7).

Nafar Awal adalah pilihan untuk keluar dari Mina dan kembali ke Makkah pada 12 Zulhijah. Jemaah Nafar Awal harus meninggalkan Mina pada hari Tasyrik kedua sebelum terbenamnya matahari. Sementara Nafar Tsani, pilihan keluar dari Mina pada 13 Zulhijah.

“Bagi jemaah yang melakukan nafar awal seluruhnya telah diberangkatkan kembali ke hotel di Makkah. Dan hari ini, jemaah yang melakukan Nafar Tsani secara bertahap meninggalkan Mina menuju hotelnya masing-masing,” lanjut Fauzin.

Seiring berakhirnya fase Mina, kata Fauzin, para petugas di hotel sudah bersiap menyambut jemaah. Petugas haji di sektor khusus Masjidil Haram juga sudah berada di posnya masing-masing menyambut jemaah yang akan menjalankan Tawaf Ifadah dan Sa’i.

“PPIH mengimbau jemaah agar memanfaatkan waktu istirahat di hotel untuk memulihkan stamina tubuh sebelum menjalani Tawaf Ifadah dan Sa’i. Stamina prima jemaah sangat dibutuhkan saat tawaf Ifadhah dan Sa’i,” lanjutnya.

Baca juga: Jemaah Haji Telantar 10 Jam di Muzdalifah, Sejumlah Calhaj Kalsel Pingsan

Bagi jemaah lansia, risti dan penyandang disabilitas, ujar Fauzin, dapat memanfaatkan layanan kursi roda dan skuter di Masjidil Haram untuk Tawaf dan Sa’i. Selain tidak mengurangi esensi dari Tawaf dan Sa’i-nya, memanfaatkan jasa kursi roda dan skuter tidak membuat jemaah kelelahan.

“Gunakan layanan kursi roda dan petugas resmi di Masjidil Haram, abaikan bila ada tawaran jasa kursi roda tidak resmi, jangan sungkan meminta bantuan petugas haji Indonesia yang berada di Masjidil Haram,” ucap dia. (nuo/kompas)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Sampah Tanpa TPA

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved