PPDB 2023
Disdikbud Kalsel: Ada Celah di PPDB, Kayutangi dan Pasar Lama Banjarmasin Tak Tercover Zonasi
Disdikbud Kalsel menduga rekayasa Kartu Keluarga pada masa PPDB 2023 karena banyak orangtua yang ingin memasukan anaknya ke sekolah favorit.
Penulis: Eka Pertiwi | Editor: Alpri Widianjono
Sebut saja di Kota Banjarmasin, wilayah Perumnas Kayu Tangi, Kayu Tangi 1 dan 2, Simpang Gusti dan Simpang Tangga. Tak hanya itu, wilayah Pasar Lama juga tidak bisa terjangkau.
Wilayah yang ia sebutkan jauh dari jangkauan sekolah. Pun dengan Pasar Lama yang padat penduduk, namun calon siswa tidak bisa mendaftar ke SMAN 5 atau SMA yang berada di kawasan Mulawarman serta kawasan Veteran.
Bukan tanpa alasan. Jarak wilayah ini dengan SMAN terdekat radiusnya lebih dari dua kilometer.
Sedangkan dijelaskannya untuk SMAN 5 saja hanya bisa menerima siswa dengan jarak terjauh 800 meter.
Memang dijelaskannya, untuk radius tidak ada batasannya dari yang terdekat hingga yang terjauh.

Tapi dalam praktiknya, belum sempat menjangkau wilayah tersebut, kuota penerimaan sudah penuh. “Kasihan mereka. Banyak yang tidak bisa terjangkau,” katanya.
Padahal, menurutnya paling ideal, yakni jalur prestasi untuk kuota terbanyak. Selama ini jalur prestasi hanya dibatasi maksimal 30 persen dan minimal 50 persen untuk zonasi.
“Kalau jalur prestasi dengan kuota 30 persen, saingannya banyak. Di SMAN 5 saja, total nilai 88,5 untuk nilai rata-rata sekolah. Artinya, tinggi sekali,” katanya.
Ia berharap aturan ini bisa direvisi atau bisa menggunakan dengan kearifan lokal. Artinya jalur zonasi yang terbatas dan prestasi yang lebih banyak.
Zonasi hanya benar-benar untuk mengcover siswa yang jaraknya berada berdekatan dengan lingkungan sekolah.
Baca juga: Tepergok Bawa Badik Sepanjang 17,5 Cm Tanpa Izin, Pemuda di Tanbu Diamankan Polisi
Baca juga: Kabur Usai Hujani Korban Tusukan, DPO Pelaku Penganiayaan di HSS Dibekuk di Kebun Karet Pulangpisau
Dugaan rekayasa KK turut menjadi sorotan pemerhati pendidikan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Reja Pahlevi. Baginya, fenomena tersebut sejatinya bukan hal baru.
Bahkan, seperti masalah klasik yang terjadi setiap tahun. “Saya melihat ini bukan suatu kecurangan, tetapi memang tidak fair atau melanggar etika. Sama seperti mengambil hak orang lain yang lebih pantas mendapatkannya,” katanya.
Lalu, kenapa orangtua banyak yang memasukkan anak di luar zona?
Reja menilai persoalan tersebut karena stigma warga tentang label sekolah favorit masih melekat.
Banyak orang yang berpandangan, di sekolah tertentu kualitas pembelajaran dan fasilitas penunjang jauh berbeda.
Baca juga: Bunuh Pasangan Kencan di Eks Lokalisasi Pembatuan Banjarbaru, Pelaku Kesal Diminta Pasang Kondom
Baca juga: Perempuan di Eks Lokalisasi Pembatuan Tewas Tanpa Busana, Begini Kronologi Penemuan Korban
Baca juga: Kabur Usai Habisi Korban, Pembunuh Perempuan di Eks Lokalisasi Pembatuan Diringkus di Hutan
Tak Ada Murid Baru di SDN Sahurai 2 Batola, Guru Bersertifikasi Bakal Terdampak |
![]() |
---|
Ombudsman Kalsel Berikan Atensi Tinggi Terhadap PPDB 2023, Ada Lima Perbaikan yang Disarankan |
![]() |
---|
Pasca PPDB 2023, Warga di Kabupaten Tanah Laut Usul Dirikan SMAN yang Baru |
![]() |
---|
Dugaan Rekayasa Kartu Keluarga pada Sistem Zonasi PPDB Merebak, Ini Respons Disdikbud Kalsel |
![]() |
---|
Ada Rekayasa Kartu Keluarga Demi Sekolah Favorit, Pengamat Pendidikan Minta Peran Aktif DisdukcapiL |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.